Papua Barat diam-diam aktif melaksanakan kegiatan pengembangan peternakan sapi Bali berbasis ranch (padang penggembalaan). Melalui pelaksanaan program ini sekaligus peternak didorong untuk dapat melakukan usaha secara berjamaah.
Program pengembangan ternak sapi Bali dengan pola pemeliharaan di padang penggembalaan ini tepatnya dilaksanakan di Distrik Bomberay, kecamatan terbesar kedua yang berada di wilayah Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Menempati areal sekitar 191.000 hektar, 75 persen Distrik Bomberay adalah berupa savana (padang rumput).
Kehidupan masyarakat di daerah ini memang tidak bisa dilepaskan dari bidang peternakan. Hal ini didasari oleh fakta bahwa beternak sapi Bali sudah menjadi mata pencaharian utama yang sejak dahulu telah berkontribusi besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat Bomberay. Apalagi belakangan peternakan dijadikan sektor andalan dalam program jangka panjang pembangunan Kawasan Agropolitan Terpadu (KAT) Bomberay.
Pembangunan KAT Bomberay diinisiasi oleh adanya pembangunan 1.100 ha kawasan padang penggembalaan yang tersebar di 11 titik lokasi dengan luas masing-masing lokasi 100 ha. Setiap ranch dikelola oleh satu kelompok peternak dengan jumlah anggota sebanyak 20 orang.
Ranch yang telah terbangun sudah ditumbuhi rumput jenis Brachiaria humidicola (Bh) dan rumput tersebut sudah mulai dimanfaatkan oleh masyarakat dengan cara menggembalakan ternak sapi Bali milik kelompok di dalam ranch. Sejumlah sarana dan prasarana ranch sudah dibangun meliputi pagar, shelter, bak air minum, kandang jepit, menara air, sumur dalam dan embung.
Pelaksanaan program pengembangan ternak dengan sistem ranch diharapkan dapat melibatkan stakeholder terkait seperti Pemerintah Daerah Provinsi dan Kab/Kota, Badan Pertanahan Nasional serta Perguruan Tinggi. Pemerintah daerah sendiri saat ini telah bekerjasama dengan tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam melakukan pendampingan.
Manfaat Pendampingan
Pendampingan difokuskan untuk melakukan penguatan kelembagaan kelompok peternak. Kelompok peternak didampingi dalam menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta persiapan untuk merencanakan dan menjalankan program kerja kelompok. Manfaat utama dari adanya pendampingan ini adalah munculnya perubahan pada diri anggota kelompok peternak seperti perubahan pada pola pikir dan perilaku yang telah mengantarkan mereka untuk mempunyai perasaan memiliki (sense of belonging) terhadap ranch yang sudah ada.
Secara keseluruhan, pembangunan peternakan berbasis ranch di Distrik Bomberay sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik dilihat dari kondisi dinamika kelompok peternak yang sudah mulai ke arah implementasi manajemen padang penggembalaan.
Kelompok peternak didorong untuk mampu mengimplementasikan tata laksana manajemen padang penggembalaan sebenarnya melalui program pendampingan ini. Lebih jauh lagi, kelompok peternak diarahkan untuk bisa mandiri dalam mengelola peternakan berbasis ranch sebagaimana tujuan dari program pendampingan.
Komitmen bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah sangat menentukan keberlanjutan pengembangan ranch ke depan, perbaikan infrastruktur, fasilitas ranch memerlukan perhatian yang serius apabila dilihat potensi wilayah khususnya di Indonesia Timur sebagaimana komitmen Presiden Jokowi-JK untuk mendorong perekonomian di Indonesia Timur. Darmawan Setyobudi/Ira
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto