Miris. Itulah kata yang bisa menggambarkan konsumsi susu masyarakat Indonesia yang hanya empat tetes setiap hari. Kondisi tersebut tidak lepas dari produksi susu dalam negeri yang memang masih sangat rendah.
Kepala Sub Bidang Ternak Perah, Titik Eko Pramudji mengatakan, tahun 2013 konsumsi susu masyarakat Indonesia sekitar 3,6 juta metrik ton atau sekitar 14,6 liter per kapita. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, konsumsi susu hanya sekitar empat tetes per hari.
“Tentu saja ini masih sangat kurang. Makanya masih banyak balita yang mengalami gizi buruk,” kata Titik saat Temu Koordinasi Kehumasan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan di Bandung, beberapa waktu lalu.
Minimnya konsumsi susu masyarakat berbanding lurus dengan produksi susu segar di dalam negeri yang 700 ribu ton. Agar kebutuhan akan susu segar tercukupi, pemerintah melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah memasang target pada tahun 2020 pasokan susu segar mencapai 3 miliar liter. Karena itu pada tahun 2020 harus ada sekitar 800 ribu ekor sapi perah laktasi. “Jadi populasi sapi perah pada tahun 2020 harus ada 1,33 juta ekor,” kata Titik.
Untuk menembus sasaran tahun 2020 tersebut, pemerintah akan mengembangkan beberapa lokasi ternak perah. Pertama, sentra-sentra susu sapi perah di Pulau Jawa (Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, dan Jatim). Kedua, sentra-sentra baru produski susu sapi perah di Luar Pulau Jawa (Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kalsel, Sulsel, Sulut, dan Riau). Ketiga, sentra-sentra produksi susu ternak perah lain seperti kambing di Pulau Jawa, kerbau perah di Sumatera, NTB, Kalimantan, dan sapi perah Hissar/Sahiwal di NTB.
Sebagai salah satu sentra produksi susu nasional, Kepala Sub Dinas Pengembangan Dinas Peternakan Jawa Barat, Dince S. Tresna mengatakan, di Jawa Barat ada sembilan kabupaten pengembangan sapi perah yaitu, Bandung, Bandung Barat, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Sumedang, Kuningan, Garut, dan Tasikmalaya.
Meski Jabar termasuk pemasok susu sapi terbesar, tapi produktivitasnya masih dapat dikatakan rendah. Hanya sekitar 10 liter per ekor per hari. Sedangkan sumbangan produksi susu sapi di Jawa Barat mencapai 281.438 ton atau sekitar 29,33% dari produksi nasional (2012).
Selain persoalan produktivitas, menurut Dince, harga susu ditingkat peternak juga masih rendah. Saat ini hanya sekitar Rp 4.700 per liter. Jika ada kenaikan, tapi belum sesuai dengan harga yang seharusnya diterima peternak. Harga susu sapi yang ideal bagi peternak adalah Rp 7.150 per liter. “Seharusnya rasio harga susu di tingkat peternak itu 65% dari harga konsumen. Dengan begitu antara peternak dan konsumen tidak ada yang merasa dirugikan,” katanya.
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto