Jumat, 13 Juni 2025


Korporasi Peternak Domba dan Kambing Angkat Daya Saing

23 Sep 2017, 22:26 WIBEditor : Julianto

Pemerintah mendorong peternak kambing dan domba untuk bersinergi bermitra membentuk korporasi. Dengan kelembagaan tersebut diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan peternak dan mengangkat daya saing.

Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita saat Silaturahmi Nasional Peternak Kambing dan Domba, di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jumat (22/9).

Menurut Ketut, Indonesia kaya akan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) atau Plasma Nutfah yang patut dibanggakan. Rumpun (galur) domba yang dimiliki yaitu domba Garut, Wonosobo, Batur, Kisar, Sapudi, Palu, Compas Agrinak dan Priangan.

Sedangkan rumpun (galur) kambing yaitu Kaligesing, Lahan, Kacang, PE (Peranakan Ettawah), Senduro, Saburai, Panorusan Samosir dan Kejobang. “Semua SDGH tersebut sudah didaftarkan di FAO yang perlu kita jaga kelestariannya dan tingkatkan mutu genetiknya,” katanya.

Ketut menegaskan, bangsa Indonesia patut bersyukur karena pemenuhan kebutuhan produk daging domba dan kambing dapat dipenuhi dari wilayah sendiri, bahkan mengalami surplus di setiap daerah. Populasi domba dan kambing terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

Jumlah ternak domba dan kambing (Doka) di Indonesia mencapai lebih dari 33,5 juta ekor.  Rinciannya populasi kambing sebanyak 17.847.197 ekor dan domba sebanyak 15.716.667 (Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017).

Jumlah ternak domba dan kambing yang sebanyak itu dipelihara peternak kecil sekitar 95% atau sebanyak 31,8 juta ekor. Namun Ketut mengakui, struktur usaha peternakan domba dan kambing masih didominasi peternak rumah tangga dengan rataan tingkat pemilikan 4–6 ekor.

Struktur usaha seperti ini menurut Ketut Diarmita sangat rentan mengalami inefisiensi dan kesulitan dalam intervensi pasar. Karena itu, pemerintah menghimbau agar dirumuskan sesuai agar Presiden Joko Widodo bagaimana mengkorporasikan petani/peternak.

Pembenahan Manajemen

Dengan demikian nilai tambah proses basis untuk komoditas kambing dan domba ini bergeser kepada peternak. Ketut juga berharap, dengan korporasi peternak dapat melakukan pembenahan manajemen budidaya dan perbaikan teknis lainnya, serta menetapkan prinsip animal welfare. Membentuk korporasi peternak akan membuat skala usaha menjadi ekonomis.

“Peternak perlu membentuk kelompok lebih besar yang memiliki industri perbibitan sendiri, mengaplikasi teknologi produksi sendiri yang lebih modern dan mengolah hasil ternaknya sendiri, serta menggalang menembus pasar retail sendiri,” tuturnya.

Saat ini konsumsi daging domba dan kambing relatif masih kecil dan cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2017, kontribusi konsumsi daging nasional, yaitu ayam ras 57%, sapi 16%, domba dan kambing masing-masing 2% dan sisanya dari jenis ternak lainnya.

“Jika kita lihat populasi/produksi berlebih dibandingkan dengan konsumsi masyarakat yang masih rendah, dan tentunya ini merupakan peluang untuk pengembangan domba dan kambing di masa mendatang sebagai peluang ekspor,” katanya. Yul

 

Editor : yulianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018