TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta—Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab) menjadi andalan pemerintah mendongkrak populasi sapi di dalam negeri. Dari hasil laporan hingga kini kelahiran anak sapi dari program tersebut mencapai 2.743.902 ekor. Sedangkan sapi yang bunting mencapai 76,26 persen dari 8 juta akseptor.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan, berdasarkan hasil perhitungan para ahli, jika jumlah sapi yang bunting mencapai 76,26 persen dari total inseminasi buatan (IB) sebanyak 7.964.131 eksor, maka sudah sangat maksimal.
“Dari tahun 2016 hingga 2018, jika yang lahir sebanyak 2,7 juta ekor sudah sangat bagus,” kata Ketut pada acara Bincang Asik Pertanian Indonesia (Bakpia) di Jakarta, Selasa (8/1).
Ketut menghitung, jika ada tambahan populasi sebanyak 2,7 juta ekor dan harga anak sapi (pedet) Rp 8 juta/ekor, maka akan ada uang bergulir di peternak sebanyak Rp 20,54 triliun. “Itu yang kita dapatkan dari pedet yang dihasilkan, padahal pemerintah hanya mendanai sebanyak Rp 1,4 triliun. Jadi dari hanya Rp 1,4 triliun menghasilkan Rp 20,54 triliun. Kita harapkan pendapatan dan kesejahteraan peternak meningkat,” tuturnya.
Ketut memperkirakan, populasi sapi di Indonesia kini mencapai 18 juta ekor. Jumlah itu naik sekitar 1 juta ekor dari tahun 2015. Namun untuk mengimbangi bertambahnya permintaan dengan naiknya jumlah penduduk, populasi sapi harus naik dua kali dari rata-rata kenaikan saat ini yang hanya 3,86 persen.
Data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, kebutuhan daging masyarakat tiap tahun sebanyak 665 ribu ton. Dari jumlah itu sekitar 67% dipenuhi produksi dalam negeri atau 2,3 juta ekor. Artinnya sebanyak 33 persen daging masih diimpor, baik dalam bentuk bakalan, daging beku maupun jeroan.
Sementara itu Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Rahmandi mengatakan, program Upsus Siwab di Aceh telah menyasar 23 kabupaten/kota. Dari target sebanyak 35.900 ekor sudah mencapai 59.215 ekor. “Ada kelebihan dari target. Capaian akseptor ini, ada yang lebih dari 100 persen, tapi ada juga yang masih di bawah target,” ujarnya.
Pada 2019, Rahmandi mengatakan, pihaknya akan lebih fokuskan di daerah yang masih di bawah target. Data Dinas Peternakan Aceh, pada tahun 2017, sapi yang lahir dari hasil Siwab mencapai 14.227 ekor. “Jika harganya Rp 6 juta, maka pendapatan peternak mencapai Rp 42 miliar. Tahun 2018, sapi yang telah lahir sebanyak 25.368 ekor dengan potensi pendapatan sebanyak Rp 76,1 miliar,” katanya.