Bencana meletusnya Gunung Kelud telah meninggalkan persoalan pelik bagi peternak sapi perah yang berdomisili di wilayah terdampak erupsi. Rumput dan tanaman hijauan yang biasa dijadikan pakan ternak tertutup pasir dan debu sehingga menurunkan kualitasnya.
Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi penurunan mutu pakan hijauan tersebut dan sebagai ungkapan kepedulian terhadap nasib peternak yang tertimpa bencana, institusi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, berinisiatif menyalurkan bantuan pakan jadi yang bisa langsung dikonsumsi sapi perah.
Pakan jadi sapi perah yang diproduksi oleh BBPP Batu tersebut belum lama ini telah diserahkan kepada peternak yang penyampaiannya dilakukan langsung oleh Menteri Pertanian, Suswono berbarengan dengan penyampaian bantuan sarana produksi pertanian lainnya dalam suatu upacara sederhana di Pendopo Desa Pandan Sari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Kami bahagia karena niat kami untuk membantu peternak sapi perah yang kesusahan telah dapat terlaksana,” kata Kepala BBPP Batu, Rudy Rawendra dalam perbincangan dengan Sinar Tani di sela acara penyerahan bantuan sarana produksi pertanian kepada petani korban bencana Kelud tersebut.
Jumlah bantuan pakan komplit yang diserahkan kepada peternak sapi perah di sekitar Gunung Kelud, menurut Rudy sebanyak 4 ton dan seluruhnya merupakan produksi institusi yang dipimpinnya. Di samping pakan jadi, pihaknya juga menyalurkan bantuan bibit rumput gajah sebanyak 4.000 stek dari sekitar 60 ribu stek yang telah disiapkan.
Pengadaan pakan jadi untuk sapi perah dalam hal ini dibiayai oleh masyarakat yang sengaja menitipkan dananya ke BBPP Batu untuk dikelola. “Begitu mengalir sumbangan dari masyarakat, kami langsung membentuk Tim Peduli Kelud. Sebagian dananya kami gunakan untuk pengadaan pakan dan bibit rumput gajah yang memang amat dibutuhkan peternak sapi perah di daerah terdampak erupsi,” tandas Rudy.
Pelayanan Door to Door
Di samping menyalurkan bantuan pakan jadi dan bibit rumput gajah, pasca erupsi Kelud petugas BBPP Batu juga giat melakukan upaya pelayanan penanganan kesehatan ternak secara door to door mengingat belakangan dengan terhambatnya kegiatan pemerahan susu maka banyak muncul kasus penyakit radang ambing. “Kondisi kesehatan sapi umumnya menurun karena kandang-kandang menjadi rusak dan kotor akibat terpapar material erupsi,” ujarnya.
Selama masa tanggap darurat setiap minggu pihak BBPP Batu membuka praktek pelayanan kesehatan ternak. Obat-obatan ternak pun disiapkan jika sewaktu-waktu peternak membutuhkannya. Pelayanan di sini difokuskan pada ternak sapi dan sasaran utamanya adalah para peternak di sekitar Dusun Pait Desa Pandan Sari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, yang merupakan salah satu daerah terparah terdampak erupsi Kelud.
BBPP Batu sendiri merupakan institusi yang berada di lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan. Sesuai tupoksinya, lembaga pemerintah ini bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan diklat fungsional, diklat teknis serta diklat agribisnis. Terdapat 9 divisi diklat di lembaga ini di antaranya Diklat Pakan dan Nutrisi Ternak serta Divisi Diklat Keswan dan Kesmavet. Karena itu bisa dimengerti bila BBPP Batu kerap dijadikan tempat bertanya bagi peternak sapi setempat menyangkut masalah kesehatan ternaknya ataupun teknis memproduksi pakan berkualitas.
BBPP Batu kini juga banyak menghasilkan produk olahan berbasis susu sapi dan susu kambing seperti es krim susu, yoghurt, permen susu dan stik susu. “Produk olahan susu yang kami hasilkan ini sudah dikenal masyarakat dan dijadikan buah tangan oleh wisatawan yang mengunjungi obyek wisata di sekitar kaki Gunung Kelud,” kata widyaiswara, Catur Puryanto, yang mendampingi Sinar Tani melihat dari dekat aktivitas “Milk House” milik BBPP Batu yang berlokasi di Jl. Songgoriti No. 24 Batu Malang. Ira
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto