Sabtu, 19 April 2025


Peternak Sapi Bali Berhimpun

09 Mei 2014, 10:50 WIBEditor : Ika Rahayu

Peternak sapi Bali nasional sepakat menghimpun diri dalam suatu wadah yang diberi nama “Asosiasi Peternak Sapi Bali” (Aksa Bali). Melalui organisasi baru ini diharapkan para peternak sapi Bali dapat lebih mengembangkan usahanya sehingga mendukung peningkatan populasi sapi dalam negeri dan pencapaian swasembada daging 2014.

Pembentukan dan pelantikan pengurus Aksa Bali dilakukan oleh Wamentan, Rusman Heriawan berbarengan dengan acara launching bibit sapi Bali BPTU HPT Denpasar, di Jembrana Bali 26 April lalu. Hadir menyaksikan pada kesempatan itu, Kepala BPTU HPT, Edi Suprapto, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Syukur Iwantoro serta direktur di lingkup Ditjen PKH.

Ketua Aksa Bali, Mupu, menjawab wartawan menjelaskan bahwa pembentukan organisasi khusus para peternak sapi Bali ini merupakan ide dari para peternak sendiri. Dengan berhimpun, peternak berharap bisa saling berbagi pengalaman sehingga apabila menjumpai masalah besar bisa cepat dipecahkan secara bersama-sama.

Organisasi ini bukan semata-mata kumpulan peternak sapi dari sekitar Pulau Dewata tetapi merupakan wadah berhimpunnya peternak sapi Bali dari seluruh Indonesia. Seperti diketahui, ternak sapi Bali karena sifatnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan saat ini sudah menyebar di banyak daerah di Indonesia sehingga otomatis peternaknya pun menyebar ke berbagai daerah.

Dengan terhimpun dalam satu wadah khusus diharapkan peternak sapi Bali lebih kuat posisinya dalam kegiatan pemasaran ternak serta juga lebih mudah terakses dengan sumber-sumber pembiayaan sehingga lebih mudah mendapatkan tambahan modal untuk pengembangan usaha. Dengan mempersatukan diri membentuk kelompok berskala besar peternak juga memungkinkan terakses dengan program-program pembinaan yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Transfer Teknologi

Wakil Mentan, Rusman Heriawan menyambut baik dibentuknya organisasi Aksa Bali. Ia berharap asosiasi bisa berperan sebagai sarana transfer teknologi kepada peternak sapi Bali anggotanya sehingga peternak dapat ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melakukan usaha budidaya dengan lebih efektif dan efisien.

Peternak perlu diberi penjelasan tentang teknik pembibitan ternak yang benar hingga mampu menghasilkan sapi Bali yang mutu genetiknya dari waktu ke waktu tidak menurun. Sekarang ini masih terjadi perkawinan sedarah antar sapi Bali sehingga berdampak pada semakin buruknya performa sapi Bali.

Asosiasi diharapkan juga bisa menjadi pembela dan pembina pembibit kecil sehingga nantinya para pembibit skala kecil sapi Bali ini bisa semakin eksis bahkan terus dapat meningkatkan produksinya. “Dengan demikian mereka bisa makin besar perannya dalam mendukung pertambahan populasi sapi Bali secara cepat,” tegasnya, seraya menambahkan bahwa dukungan stakeholder juga diperlukan untuk menjaga eksistensi Aksa Bali.

Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menilai pembentukan Aksa Bali merupakan langkah tepat untuk mendukung pengembangan usaha ternak sapi potong di wilayahnya. Di wilayah Kabupaten Jembrana saat ini populasi sapi potong mencapai 52.000 ekor.

Prospek usaha ternak sapi Bali saat ini sangat menjanjikan seiring dengan terus meningkatnya harga sapi potong di pasaran. “Dari mulai lepas sapih ternak sapi itu sudah diincar orang. Begitu lepas sapih harganya bisa mencapai kisaran Rp 6 juta – Rp 10 juta per ekor,” katanya seraya menambahkan bahwa kini banyak petani yang mulai bergerak ke usaha pembibitan sapi Bali. Ira

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018