Rabu, 23 April 2025


Usaha Kambing Perah Prospektif

24 Jun 2014, 10:27 WIBEditor : Ika Rahayu

Terus meningkatnya permintaan terhadap komoditas susu kambing dan tingginya harga jual hasil panen menjadikan usaha agribisnis kambing perah kian menarik dan prospektif. Pemerintah melalui program-program unggulannya belakangan aktif mendorong pengembangan usaha peternakan kambing perah hingga ke luar Jawa.

Dalam perbincangan dengan Sinar Tani, Kasubdit Ternak Perah Direktorat Budidaya Ternak Kementan, Titiek Eko Pramudji menjelaskan bahwa komoditas susu kambing saat ini pemanfaatannya di masyarakat sudah meluas bukan hanya untuk dikonsumsi dalam bentuk segar tetapi juga diolah lebih lanjut menjadi aneka jenis produk termasuk produk kesehatan dan kosmetika.

“Di samping banyak diolah menjadi keviar dan yoghurt untuk menjaga kesehatan tubuh, susu kambing juga menjadi bahan baku pembuatan sabun mandi,” jelas Titiek Eko seraya menambahkan bahwa pengolahan susu kambing banyak dilakukan dalam skala industri rumah tangga.

Usaha budidaya ternak kambing perah bisa dikatakan potensial sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat karena harga jual susu kambing di pasaran saat ini jauh lebih tinggi dari susu sapi yakni bisa mencapai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per liter tergantung kualitas dan volume pasokan di pasaran.

Memperhatikan kian besarnya permintaan masyarakat terhadap susu kambing maka kini pemerintah semakin fokus untuk melaksanakan upaya-upaya agar budidaya ternak kambing perah bisa berkembang lebih luas lagi di masyarakat. Kalau dahulu usaha peternakan kambing perah masih terpusat di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur maka kini, menurut Titiek Eko, sudah menjangkau daerah di luar Jawa seperti di Kalimantan, Sulawesi dan Provinsi Bali.

Yang menggembirakan, usaha budidaya ternak kambing kini bukan hanya dilaksanakan secara perorangan tetapi sudah dalam wadah kelompok sehingga lebih mudah dalam pengelolaan sehari-hari termasuk untuk pengadaan pakan serta pemasaran hasil susu para anggotanya.

Program Bimtek

Seiring dengan itu populasi kambing perah di dalam negeripun dari waktu ke waktu terus meningkat. “Memang kami belum memiliki data pasti jumlah ternak kambing perah yang ada di kelompok-kelompok tersebut. Namun sebagai gambaran, menurut data statistik peternakan tahun 2013 tercatat bahwa populasi kambing mencapai sekitar 18 juta ekor, di antaranya adalah kambing perah,” tuturnya.

Kendati demikian ia menekankan bahwa dari hasil pemantauan di lapangan, usaha budidaya kambing perah di kelompok masih belum berjalan dengan baik dilihat dari aspek teknis budidaya serta administrasi. Beberapa permasalahan yang ada di antaranya kurangnya jumlah dan mutu pakan, rendahnya keterampilan peternak dan petugas lapang, belum optimalnya pelaksanaan recording dan pelaporan serta kurangnya akses permodalan.

Adanya kendala-kendala tersebut berpengaruh terhadap rendahnya kinerja sistem agribisnis kambing perah. “Karenanya sejak tahun 2013 institusi kami mulai mengembangkan kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) bidang kambing perah yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peternak serta petugas,” ujar Titik Eko.

Hingga tahun 2014 ini bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, kegiatan Bimtek kambing perah masih dilanjutkan. Tepatnya pada tahun ini dilaksanakan Bimtek sebanyak dua angkatan dengan sasaran peternak pemula serta para petugas lapangan. Melalui kegiatan Bimtek ini diharapkan wawasan dan pengetahuan peternak dapat ditingkatkan terutama dalam melaksanakan usaha budidaya kambing perah yang mengikuti kaidah good farming practice. Ira

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018