Kamis, 18 April 2024


Amran Sulaiman : Juniornya saja Sudah Mengguncang Pertanian, Apalagi Seniornya

25 Okt 2019, 11:08 WIBEditor : Yulianto

Menteri Pertanian, Syahrul YL (kanan) bersama mantan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman | Sumber Foto:Gsh

Amran pun optimis dengan insting SYL yang akan menyelesaikan permasalahan data pangan dalam 100 hari

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Menteri Pertanian era 2015-2019, Amran Sulaiman mengapresiasi dipilihnya Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjadi Menteri Pertanian periode 2019-2024.

"SYL adalah guru bagi saya, senior saya. Juniornya saja (Amran Sulaiman) sudah mengguncang dunia pertanian, apalagi seniornya," kata Amran Sulaiman saat memberikan sambutan ketika Serah Terima Jabatan Menteri Pertanian Republik Indonesia di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jumat (25/10).

Amran melanjutkan, SYL bagi dirinya adalah teman diskusi terbaik untuk dunia pertanian. "Kami yakin bisa membawa pertnaian jauh lebih baik. Beliau tegas disiplin dan pekerja keras," tambahnya.

Apalagi SYL dilengkapi dengan tim ahli yang terbaik di dunia pertanian. Sebut saja, Mohammad Jafar Hafsah yang terkenal ahli pertanian, Kadis Pertanian terbaik asal Sulsel Luthfi Mutty dan lain sebagainya. "Kami siap Beri dukungan penuh. Kami siap kapan saja dipanggil untuk membantu Kementerian Pertanian," tuturnya.

Soroti Data Pangan

Amran meyakini lumbung pangan dunia 2045 akan tercapai dengan tongkat estafet yang diserahkankepada SYL.  "Kita bisa menjadi lumbung pangan dunia. Kita harus fokus menyelesaikan per komoditas. Bawang putih, kedelai, gula dan daging yang akan menyusul. Kami yakin dengan kapabilitas SYL yang terbaik di pertanian," tegasnya.

Amran pun optimis dengan insting SYL yang akan menyelesaikan permasalahan data pangan dalam 100 hari kerjanya. "Data pangan inilah instringnya senior. Itu sangat tepat, kami tidak akan sampaikan
data pangan yang ada, dengan citra satelit itu salah!,"tukasnya.

Amran menegaskan bahwa data yang diambil BPS, BPN dan lainnya ternyata 92 persen sampel yang diambil salah. Dampaknya nanti di tahun 2021, dimana akan terjadi akumulasi petani yang tidak mendapatkan pupuk. "Misalnya, pupuknya 600 ribu hektar dikali 2 juta orang yang tidak dapat pupuk subsidi di tahun depan!," tegasnya.

Amran mencontohkan, data lahan sawah di Banjarmasin secara real ada 9.700 ha, tetapi di data 0 (nol). Begitupula lahan sawah di Jatim yang tercatat ada tambahan 200 ribu halahan sawah, padahal terjadi penyusutan lahan. "Inilah yang disesali. Memang ada data pertanian dan data mafia yang selalu disampaikan, data ini kalau dipersempit maka akan banyak yang tidak dapat pupuk, produksi turun, impor masuk," tuturnya.

Karenanya, sepak terjang SYL untuk bisa menuntaskan permasalahan data pertanian khususnya lahan sawah sangat dinantikan agar mampu menempatkan kebijakan pertanian dan sarana prasarana yang terbaik untuk di daerah.

Reporter : Gesha
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018