Sabtu, 14 Desember 2024


Mentan Lepas Ekspor Produk Pertanian ke 23 Negara

26 Mei 2023, 04:15 WIBEditor : Yulianto

Mentan SYL lepas ekspor produk pertanian | Sumber Foto:Humas Ditjen Perkebunan

TABLOIDSINARTANI.COM, TANGERANG--- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melepas ekspor produk pertanian senilai Rp 25,5 miliar ke 23 Negara. Komoditas yang di ekspor diantaranya adalah sarang burung walet, bulu bebek, produk hewani dan juga tanaman pakis yang dilepas ke negara Jepang dan China.

"Kekuatan Republik ini ada di sarang burung walet, pakis dll. Karena itu energi ini harus kita jaga bersama. Kemudian kita jaga kepercayaan dunia internasional agar produk kita tetap jadi unggulan. Saya selalu katakan kita boleh cepat tetapi juga harus berkualitas," ujar SYL di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Senin (22/5).

Menurut SYL, pemerintah telah menargetkan capaian nilai ekspor produk pertanian sebesar 1000 triliun dengan penambahan negara tujuan di wilayah Amerika, Eropa dan Asia. Meski demikian, SYL minta pengusaha tetap menjaga kualitas serta menjaga sinergitas satu dengan yang lainya.

"Kita berharap ekspor pertanian kita bisa di atas Rp 1000 triliun, tetapi ini kan berproses dan tentu semua harus menjaga kualitas dan sinergitas. Dan ini juga menjadi harapan Bapak Presiden kepada Kementerian Pertanian agar semua komoditi komoditi strategis yang ada untuk dipersiapkan ekspor," katanya.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, Bambang mengatakan, selama ini jajarannya terus bekerja dalam waktu 24 jam baik melalui layanan langsung maupun online. Kolaborasi karantina, pengusaha maupun eksportir sejauh ini cukup baik dalam meningkatkan ekspor.

"Kami laporkan Bapak Menteri, kami selama 24 jam terus mengawal teman temen pengusaha untuk dapat melepas ekspornya. Alhamdulliah terus meningkat dari waktu ke waktu. Karena itu saya minta kita semua kompak, saling bergandengan memajukan ekspor produk pertanian Indonesia," katanya.

Kepala Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Andi Yusmanto mengatakan bahwa sejauh ini pelayanan karantina semakin dipermudah dengan aplikasi Q Corner yang dapat melayani para pengusaha dan importir seluruh Indonesia. Aplikasi ini dinilai mampu mempercepat sekaligus mengurai antrian tetap muka secara cepat dalam mengajukan proses ijin.

"Saya pastikan 90 persen para pengusaha yang memohon ijin sudah teregistrasi. Bahkan per hari ada sekitar 30 perusahaan yang mengajukan. Melalui aplikasi itu mereka dapat mendaftarkan dokumen hewan/animal dan pendaftaran dokumen tumbuhan atau plant," katanya.

Salah satu pengusaha dari PT Plore Parmindo, Arga Wiranda mengatakan, pelayanan karantina saat ini semakin mudah karena bisa dilakukan melalui online tanpa harus datang ke Kantor pengajuan karantina.

Arga sendiri mengaku selama ini mengirim tanaman pakis ke Jepang, China dengan jumlah ekspor yamg cukup besar. Bahkan pengiriman tahun ini bisa mencapai Rp 2 miliar dengan tujuan satu negara saja, yaitu Jepang. Dia Bahkan sudah memiliki lahan budidaya pakis raskus serta memiliki kelompok taninya sendiri.

"Selama ini kita ada kebun sendiri dan petani sendiri. Jenia pakis yang kita tanam adalah pakis raskus untuk kebutuhan negara Jepang dan China," katanya.

Pengusaha lainya dari PT Cempaka Mega Mandiri, Nova Hasan menyampaikan apresiasi atas berbagai layanan yang diberikan karantina Soekarno Hatta. Nova mengaku siap menjaga komitmen program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) kementan.

"Sebagai pengusaha saya mengapresiasi layanan kementan dibawah UPT Soekarno Hatta karena telah memberi kemudahan dalam mengajukan proses ijin. Terus terang kami terbantu dengan aplikasi Q Corner dan juga pelayanan tatap muka yang sama-sama cepat," jelasnya.

Di lokasi, selain melepas ekspor Mentan SYL juga mengecek langsung inovasi mobil X- ray dab Ray statis milik karantina Soekarno Hatta. SYL bahkan memberikan sejumlah sertifikat kepada para pengusaha yang konsisten meningkatkan nilai ekspor produk pertanian.

Reporter : Humas Ditjen Perkebunan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018