TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Ditengah kekhawatiran nasional mengenai pasokan beras, Mentan Andi Amran Sulaiman merasa prihatin jika hasil panen dari bulan Juni hingga Oktober 2024 mengalami penurunan, yang dapat mengakibatkan krisis beras di Indonesia, mengingat hasil panen Februari lalu sudah menurun.
Amran mengungkapkan keprihatinannya terhadap kemungkinan dampak kemarau kering yang dibawa oleh badai El Nino, yang dapat mengurangi produksi beras nasional secara signifikan.
Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta pada Rabu (13/3/2024), Amran menyatakan bahwa hal ini bisa menjadi potensi darurat pangan yang memerlukan solusi.
Dia juga menyoroti tren penurunan produksi beras selama beberapa tahun terakhir. Produksi beras pada tahun 2021 mencapai 31,54 juta ton, kemudian turun sedikit menjadi 31,1 juta ton pada tahun berikutnya, dan terus menurun menjadi 31 juta ton pada tahun 2023.
Untuk mengantisipasi potensi penurunan produksi pada tahun 2024, Kementan telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi beras.
Pada tahun ini, Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras sebesar 32 juta ton, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 7,74 triliun untuk mendukung program akselerasi peningkatan produksi padi dan jagung.
Salah satu langkahnya adalah dengan mengembalikan alokasi pupuk subsidi sebanyak 9,55 juta ton, dengan pendistribusian menggunakan kartu tanda penduduk (KTP).
Selama lima tahun terakhir, alokasi pupuk subsidi mengalami penurunan drastis dibanding periode 2004-2018 yang mencapai 9,55 juta ton. Bahkan pada tahun 2024, alokasi pupuk bersubsidi hanya mencapai 4,73 juta ton, atau mengalami penurunan sebesar 50 persen.
Selain itu, pemerintah juga akan memperluas area tanam dengan sistem pompanisasi air sungai di 11 provinsi, termasuk ekspansi lahan sawah seluas 500 ribu hektar di Pulau Jawa dan 500 ribu hektar di luar Pulau Jawa.
Amran mengumumkan bahwa Kementan akan mengoptimalkan penggunaan lahan rawa untuk meningkatkan luas area penanaman padi. Optimalisasi ini direncanakan dilakukan di 10 provinsi, dengan total luas lahan mencapai 400 ribu hektar.