Senin, 21 April 2025


Refocusing Anggaran untuk Apa? Ini Kata Mentan

19 Mar 2024, 13:33 WIBEditor : Yulianto

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat ke Bojonegoro

TABLOIDSINARTANI.COM, BOJONEGORO----Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku refocusing anggaran seperti memotong biaya bimbingan teknis, memotong biaya pengadaan barang hingga mengurangi perjalanan dinas dan biaya acara seremoni lainya dilakukan karena saat ini Indonesia dalam kondisi darurat pangan, akibat dampak super El Nino yang melanda hampir seluruh dunia.

"Lebih baik aku puasa perjalanan dinas, perjalanan luar negeri dari pada petani menderita. Aku korbankan semua demi petani dan pertanaman Indonesia agar meningkat," ujar Mentan saat meninjau gerakan tanam di Kabupaten Bojonegoro, Senin, 18 Maret 2024.

Menurut Amran, El Nino tahun ini telah menurunkan produksi nasional karena sebagian sentra mengalami gagal panen. Dikhawatir jika masalah pangan tidak teratasi dengan baik, maka ke depan akan berujung pada konflik sosial bahkan gangguan kemanan di seluruh negeri.

"Ingat Pak, kalau krisis pagan terjadi maka pemerintah bisa kacau balau. Konflik sosial terjadi dan berujung pada gangguan kemanan. Makanya pidato Bung Karno dulu dikatakan bahwa pangan adalah mati hidupnya sebuah bangsa. Ini saatnya kita menyatu dan gandengan tangan," katanya.

Mengenai hal ini, Amran berharap komunikasi dan juga kolaborasi antar pihak terus dilakukan untuk memperkuat peran petani yang tengah berjuang melakukan produksi. Salah satunya pengawasan anggaran pompa dan benih untuk petani.

"Tolong jangan putus komunikasi pak dandim, kepala balai, kajari, kapolres dirjen, kadis dan lain lain. Ini kita lakukan supaya gerakan pompa ini berjalan masif di seluruh Indonesia. Pak kadis minta tolong kerjasama dengan pak aster. Kami ada anggaran 2 triliun untuk maksimalkan pertanaman," katanya.

Pompanisasi

Menurutnya, pompanisasi adalah solusi cepat yang harus dilakukan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Sementara itu, dari peta yang ada saat ini, wilayah Jawa Timur memiliki  ribuan hektare yang harus terairi dengan baik sehingga pertanamannya bisa ditingkatkan.

"Solusi cepat untuk menangani El Nino saat ini adalah melakukan pompanisasi pada sungai sungai yang tidak kering. Kalau kita bangun cetak sawah butuh waktu panjang, sedangkan saat ini kita butuh pangan. Jawa timur ada ribuan hektare yang bisa kita airi dan dekat dengan bengawan solo. Insyaallah kami siapkan pompa untuk ini," katanya.

PJ. Bupati Bojonegoro, Adriyanto mendukung penuh upaya kementerian pertanian dalam memaksimalkan pompanisasi pada lahan-lahan kering di Jawa Timur. Apalagi, Kabupaten Bojonegoro selama ini adalah penghasil beras terbesar ketiga untuk wilayah Jatim.

Bojonegoro ini daerah terbesar ketiga produksi padi di Jatim. Namun diakui, wilayahnya mempuyao tantangan besar karena kalau musim hujan resikonya banjir dan kalau musim kering resikonya sangat panjang hingga 8 bulan.

"Tapi kami berupaya menjaga produksi maksimal dimana angka pada 2023 mencapai 705 ribu ton. Jadi kami mendukung penuh pompanisasi yang dilakukan," jelasnya.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018