Sabtu, 22 Maret 2025


Kementan Salurkan Dana Rp 175 Miliar untuk Bantu Petani Jateng Terdampak Banjir

22 Mar 2024, 05:45 WIBEditor : Gesha

Tinjau Grobogan, Mentan Salurkan Bantuan Rp175 Miliar untuk Petani Terdampak Banjir di Jateng

TABLOIDSINARTANI.COM, Grobogan -- Kementerian Pertanian, atas perintah pemerintah, memberikan bantuan dana sebesar Rp 175 miliar kepada Jawa Tengah sebagai bagian dari upaya membantu para petani yang terkena dampak banjir.

Sekda Jateng, Sumarno, menerima alokasi dana sebesar Rp175 miliar dari Kementerian Pertanian, yang akan dialokasikan untuk membantu petani yang terdampak banjir di Jawa Tengah.

Bantuan tersebut diserahkan kepada Sumarno ketika ia mendampingi Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, dalam kunjungan ke sawah yang terdampak banjir di Desa Bringin, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, pada Kamis, 21 Maret 2024.

"Kami akan menyerahkan distribusi bantuan kepada para petani kepada Dinas Pertanian, bekerja sama dengan Forkopimda," ungkap Sumarno.

Dia menjelaskan bahwa bantuan tersebut terbagi dalam beberapa jenis barang, termasuk benih padi untuk lahan seluas 126,7 hektare senilai Rp43,1 miliar, dan benih jagung untuk lahan seluas 146,5 hektare senilai Rp131,9 miliar.

Di Grobogan, petani yang terdampak banjir menerima bantuan benih padi dan jagung senilai Rp42,22 miliar. Pada pertengahan Maret 2024, sejumlah daerah di Jawa Tengah, seperti Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Kendal, Kota Semarang, Pekalongan, dan Jepara, dilanda banjir, mengakibatkan kerugian pada lahan pertanian yang sebagian sudah dekat dengan masa panen.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas padi, terutama di Grobogan yang merupakan salah satu lumbung padi nasional.

"Kami telah menyiapkan pompa untuk para petani, termasuk di Jawa Tengah. Karena terdapat sekitar 300 ribu hektare lahan pertanian tadah hujan, kami optimis produksi pertanian di Jawa Tengah akan meningkat," jelasnya.

Menurut Menteri Pertanian, penggunaan pompa untuk mengeringkan air sangat penting, terutama untuk sawah tadah hujan. Hal ini memungkinkan untuk meningkatkan frekuensi penanaman, dari sekali setahun menjadi dua kali, bahkan dari dua kali menjadi tiga kali dalam setahun.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018