Senin, 09 September 2024


Bulog Gelar IIRC di Pulau Dewata

31 Agu 2024, 11:36 WIBEditor : Yulianto

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi saat konfrensi pers di Jakarta, Jumat (30/8) | Sumber Foto:Julian

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Perum Bulog akan menggelar Indonesia International Rice Conference (IIRC). Pagelaran pelaku usaha perberasan internasional tersebut akan berlangsung di Nusa Dua, Bali dari 19-21 September 2024.

“Dalam kegiatan itu akan mengangkat diskusi dan kolaborasi mengenai isu-isu aktual perberasan dalam menghadapi tantangan global. IIRC,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi saat makan siang bersama dengan wartawan Perum Bulog di Jakarta, Jumat (30/8).

Kegiatan yang bertemakan “Rice Resilience: Adapting to Global Challenges,” IIRC 2024 diharapkan akan menjadi platform penting bagi pemangku kepentingan di kalangan industri, pemerintah dan pembuat kebijakan, akademisi, serta masyarakat. untuk berkumpul.

Bayu memperkirakan, akan ada 80-90 pemain beras di dunia, terutama negara Asean akan hadir yang akan membahas perkembangan perberasan dunia, termasuk teknologi perberasan dan peningkatan produksi padi. “Kita harapkan acara ini bisa berbagi wawasan, dan mengkatalisasi aksi menuju masa depan perberasan yang berkelanjutan,” ujarnya.

IIRC 2024 akan menampilkan beragam sesi, termasuk pidato utama dari para ahli ternama, diskusi panel interaktif, business match, dan pameran yang menampilkan kemajuan terkini dalam industri, teknologi, dan inovasi beras.

Dengan mengikuti IIRC 2024, para peserta akan mendapatkan wawasan tentang dinamika pasar, tren industri, dan kemajuan teknologi terkini di sektor perberasan serta pengalaman yang menarik dari field trip ke Subak Bali. “Saya berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan pelaku usaha untuk membahas isu-isu terkini mengenai perberasan dunia,” katanya.

Karena itu Bayu mengajak pelakuusaha perberasan bergabung dalam Indonesia International Rice Conference 2024 seiring dengan dimulainya perjalanan penting menuju masa depan beras yang lebih berketahanan dan berkelanjutan.

Pada kesempatan itu, Bayu juga mengungkapkan, kondisi perberasan dalam negeri cukup unik. Di satu sisi harga gabah naik, tapi di sisi lain pasar beras sedang lesu. Hal ini menunjukkan stok beras dan ketersediaannya di dalam negeri cukup banyak. Apalagi terlihat stok beras di Bulog juga cukup banyak, sekitar 1,5 juta ton.

Namun demikian lanjut Bayu, saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, ternyata perbandingan produksi beras di dalam negeri (year on year), produksi padi tahun 2024 lebih sedikit dari tahun 2023. Salah satu faktornya adalah kekeringan panjang selama tahun 2024.

“Prediksi BMKG sampai pertengahan September cenderung kering. Artinya musim tanam ke depan akan mundur. Jika petani baru tanam pada Oktober,  maka panen baru berlangsung Januari. Ini juga yang harus kita antisipasi tahun depan,” tuturnya.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018