Minggu, 18 Mei 2025


Menkeu Sri Mulyani Buka Suara soal Pertanian, Ini Katanya

06 Mei 2025, 14:16 WIBEditor : Yulianto

Kaum ibu sedang menanam padi

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal pertanian. Dari mulai soal produksi padi, subsidi pupuk hingga penyerapan gabah. Bagaimana menurut perempuan yang menjadi orang Indonesia pertama menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Indonesia ini?

Saat konferensi pers APBN Kita Edisi April 2025, Rabu (30/4), Menkeu yang menjabat sejak tahun 2016 ini, kinerja sektor pertanian beberapa tahun terakhir terus mengalami kemajuan. Bahkan dalam kurun waktu 2024-2025, peningkatan produksi beras dalam negeri mengalami lompatan yang cukup tinggi.

“Kinerja sektor agriculture kita lagi bagus, terutama sesudah kita mengalami el Nino beberapa tahun terakhir. Itu prestasi di saat dunia goncang kalau sektor pangan tenang maka itu adalah modal yang kuat,” ujar Sri Mulyani 

Sri Mulyani mengapresiasi langkah reformasi distribusi pupuk subsidi yang dilakukan Kementerian Pertanian yang dinilai berhasil meningkatkan produktivitas petani dan mendongkrak kinerja produksi beras nasional sepanjang tahun 2024-2025.

Kebijakan penyaluran pupuk subsidi yang dilakukan lebih dini dan tepat sasaran, ditopang oleh penyederhanaan regulasi oleh Kementan, telah berdampak signifikan terhadap keberhasilan musim tanam dan panen tahun ini. 

“Tahun ini musim tanam berjalan baik, subsidi pupuk dilakukan secara sangat dini dan dengan reform distribusi pupuk oleh Kementerian Pertanian, petani bisa mendapat pupuk lebih cepat. Ini yang menyebabkan kenapa banyak panen sangat bagus,” ujar Menkeu.

Sementara itu laporan BPS menyebutkan, produksi beras nasional pada semester I tahun 2025 melonjak tajam sebesar 11,17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

BPS melaporkan bahwa produksi padi Januari–Juni 2025 diperkirakan mencapai 32,57 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 3,27 juta ton dibanding semester I/2024. Produksi beras turut meningkat menjadi 18,76 juta ton, naik 1,89 juta ton dari tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi ini didukung oleh luas panen yang juga meningkat signifikan, khususnya pada Maret 2025 yang mencapai 1,67 juta hektare atau naik 50,60 persen dibanding Maret 2024.

Kondisi standing crop saat ini juga menunjukkan potensi panen besar dalam 1–3 bulan ke depan, sehingga peluang mempertahankan tren positif produksi sangat terbuka. 

Sinyal melimpahnya produksi beras Indonesia tak hanya datang dari dalam negeri. Laporan terbaru dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memproyeksikan produksi beras Indonesia akan mencapai 34,6 juta ton sepanjang 2025. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan produksi beras tertinggi di kawasan ASEAN tahun ini.

Kenaikan produksi padi ikut mendongkrak serapan gabah Bulog. Menurut Sri Mulyani, dorongan langsung Kementerian/Lembaga telah memberi dampak besar terutama pada stabilitas hasil panen petani.

“Kita menginjeksi Bulog sebesar Rp16,6 triliun sehingga pada saat panen Bulog bisa melakukan stabilisasi. Jadi waktu tanamnya pas, pupuknya pas, dan waktu panennya distabilkan, karena harga gabahnya sesuai instruksi bapak Presiden, dibeli sebesar Rp6.500,” katanya.

Capaian dan lompatan mengejutkan terjadi dalam pengadaan beras nasional sehingga Indonesia mampu menjadi salah satu negara paling produktif di dunia. Sepanjang April 2025, Perum Bulog berhasil menyerap 1,3 juta ton beras, angka yang mencengangkan mengingat rata-rata serapan tahunan tujuh tahun terakhir hanya berkisar 1,2 juta ton. Artinya, dalam waktu hanya satu bulan, Bulog melampaui rekor serapan tahunannya.

Sementara itu Bulog terus melaksanakan penugasan pemerintah untuk penyerapan gabah dan beras dengan memanfaatkan momentum panen raya selama April ini. Hingga minggu ke-2 April telah terserap 1 juta ton setara beras.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018