TABLOIDSINARTANI.COM, Hanoi --- Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman menghadiri pertemuan Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan ASEAN (AMAF) Ke-40 di Hanoi, Vietnam, pada Kamis (11/10). Mewakili Indonesia, Menteri Amran memaparkan keberhasilan produksi pangan Indonesia di berbagai sektor, salah satunya melalui Upsus.
Acara tersebut dibuka oleh Wakil Perdana Menteri Vietnam dan dihadiri Menteri Pertanian dari Malaysia, Laos, Kambodia, Brunei, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Singapura.
Dalam pidatonya, Menteri Amran menyampaikan Indonesia telah mengambil banyak langkah ke depan dan membuat kemajuan yang signifikan, untuk keamanan pangan di kawasan ASEAN.
“Pada tahun 2015, kami meluncurkan program “Upaya Khusus”. Program berskala nasional berdasarkan pendekatan modern, inovatif dan holistik. Mencakup perubahan kebijakan yang ada, pengembangan infrastruktur pertanian dan industri hilir, mengelola rantai pasokan, dan mengembangkan rencana pemberdayaan untuk petani dan masyarakat pedesaan,” ujar Menteri Amran.
Dengan program ini, Indonesia berhasil mencapai swasembada berkelanjutan di sejumlah komoditas makanan pokok seperti beras, bawang merah, cabai dan jagung.
Selanjutnya, ekspor pertanian Indonesia meningkat 24 persen dan diperluas ke wilayah komoditas baru.
Dan yang paling penting, program “Upaya Khusus” secara signifikan mendukung peningkatan kesejahteraan pedesaan.
Jumlah penduduk berpenghasilan rendah di daerah pedesaan telah menurun rata-rata 600.000 setiap tahun.
“Pada Maret tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia mencapai peringkat kemiskinan satu digit. Kemiskinan sekarang berada pada tingkat terendah sejak kemerdekaan kita,” lanjutnya bangga.
Pengembangan pusat-pusat produksi yang berkelanjutan, khususnya organik, di daerah perbatasan memungkinkan Indonesia untuk mengembangkan pertanian di masyarakat pedesaan yang paling membutuhkan dan menyediakan akses yang mudah ke negara-negara tetangga ASEAN dalam hal ekspor.
Sektor Lain
Dalam pidatonya Amran juga menaruh perhatian pada makanan halal.
Menurutnya, permintaan yang semakin tinggi terhadap produk makanan halal di pasar globa, membuat panduan praktik halal di tingkat ASEAN menjadi sebuah kebutuhan.
Di sektor perikanan, lanjutnya, Indonesia mempromosikan praktik perikanan yang bertanggung jawab.
Seperti, memerangi kegiatan perikanan yang tidak sah, tidak dilaporkan pada institusi pengelola perikanan yang berwenang, dan kegiatan perikanan yang belum diatur dalam peraturan yang ada (IUU fishing).
Termasuk menerapkan dokumentasi tangkapan dan ketertelusuran produk ikan dan perikanan, dan meningkatkan daya saing perikanan dan kualitas produk.
Amran mengajak para pemimpin yang duduk dalam forum AMAF, mengesahkan Nota Kebijakan Tailing Eco ASEAN, untuk mendukung Pembentukan Skema Pelabelan Ekosistem Regional ASEAN.
Atas nama Presiden RI Joko Widodo, Menteri Amran juga mengundang semua Kepala Negara ASEAN dan Menteri di bidang kelautan dan perikanan, untuk menghadiri Konferensi Laut Kita pada 29-30 Oktober 2018 di Bali, Indonesia.
Menutup pidato, Menteri Amran menyampaikan optimismenya akan kemampuan masing-masing anggota ASEAN dalam memastikan ketahanan pangan di negara mereka masing-masing.