Senin, 21 April 2025


Mempreteli Sistem Pertanian Di Jepang, Menjadi Terbaik di Dunia

14 Mei 2019, 15:07 WIBEditor : GESHA

Kebijakan tersebut tertuang dari dalam regulasi harga, subsidi faktor produksi, perlindungan atas produk lokal, termasuk penyediaan atau pembagian lahan yang benar-benar dihitung minimal dan maksimal kepemilikan lahannya mengacu pada economic of scale.

Adapun reward dari pemerintah lebih digunakan sebagai jaminan hidup, untuk jaga-jaga bukan untuk mencari pendapatan lebih

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Negeri Sakura, Jepang memang dikenal sebagai negara industri yang sangat maju. Tapi bagi produksi pertanian, mereka tidak melupakannya begitu saja. Bahkan dengan mekanisasi dan berbagai kebijakannya menjadikan Jepang sebagai negara dengan sistem pertanian terbaik di dunia !.

Setelah Perang Dunia ke II (PD II), sistem pertanian menjadi penopang perekonomian negara Matahari Terbit, Jepang. Sampai sekarang, dari sisi sistem, output, manajemen dan teknologi pertanian, dan utamanya kesejahteraan petani, Jepang merupakan yang terbaik di dunia.

Mengapa demikian? Pengamat Pertanian dari UPN Veteran Surabaya, Ramdan Hidayat menuturkan dengan pijakan dan nilai-nilai hidup orang Jepang menjadi manusia yang giat, ulet, kreatif dan berkarakter, tidak mengingkari lungkup ruang dan waktu dimana ia tinggal serta etos kerja yang tinggi.

"Tidak ada istilah kerja serabutan karena masing -masing bertanggung jawab sesuai bidang dan kemampuannya. Adapun reward dari pemerintah lebih digunakan sebagai jaminan hidup, untuk jaga-jaga bukan untuk mencari pendapatan lebih," bebernya.

Tak hanya itu, pemerintah Jepang juga sangat berkomitmen dengan pertanian. "Ibaratnya, siapapun yang mau menjadi petani bertanilah dengan giat, pemerintah akan menjamin kemakmurannya," bebernya.

Kebijakan tersebut tertuang dari dalam regulasi harga, subsidi faktor produksi, perlindungan atas produk lokal, termasuk penyediaan atau pembagian lahan yang benar-benar dihitung minimal dan maksimal kepemilikan lahannya mengacu pada economic of scale.

Tak hanya itu, kebijakan pertanian Jepang dapat diterapkan dengan baik. Bisa dibilang ekonomi pertanian Jepang dibangun berlandaskan ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan Jepang bukan omong kosong belaka. "Urat nadi sistem konomi pertanian Jepang adalah Japan Agriculture Cooperative, (JA Cooperative), Koperasi Pertanian Jepang," tuturnya.

Lembaga ini juga mengumpulkan, mengangkut dan mendistribusikan serta menjual produk pertanian, serta menyediakan sarana produksi.

Koperasi petani ini juga berperan sebagai pengatur pengolahan produk, sebagai bank, bahkan juga sebagai lembaga asuransi dan layanan kesehatan.

Dalam menjalankan fungsinya JA Cooperative membangun jaringan kerjasama yang sangat luas dengan pasar lokal khususnya supermarket, pasar internasional, dan seluruh wilayah pemerintahan di Jepang.

JA Cooperative juga memiliki berbagai fasilitas pertanian yang tersebar di seluruh Jepang seperti packaging center, processing center, pasar saprodi, pasar penjualan langsung (direct sale market), supermarket, gudang, penggilingan beras, pasilitas pembuat pupuk organic dan lainnya.

Mengenai teknologi, Jepang memang biangnya. Namun bagi pengembangan di pertanian, teknologi pertanian di Jepang didasarkan pada kebutuhan sosial dan kesesuaian alam.

Perlindungan Petani

Paling menarik, adalah kemampuan dan strategi Jepang untuk mampu bersaing negara importir lainnya di bidang pertanian. Untuk melindungi petani tersebut, pemerintah menetapkan harga jual produk impor tidak boleh lebih murah daripada produk lokal.

"Pengimpor boleh menjual barangnya di bawah harga produk lokal dengan syarat selisih harga harus disetor ke pemerintah. Kebijakan ini sangat membantu petani karena harga jual produknya dapat bersaing dengan produk impor," tuturnya.

Petani juga memperoleh nilai tambah dari produk pertanian dengan baik sehingga kesejahteraan yang relatif baik. Serta didukung dengan sarana pertanian yang memadai dalam pengolahan pascapanen.

Petani juga dapat menjual hasil pertaniannya melalui internet ke seluruh negeri. Bahkan beberapa sentra penghasil beras yang terkenal dengan kekhasan kualitas serta rasa berasnya dapat menawarkan produknya langsung melalui penjualan langsung.

Reporter : NATTASYA
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018