TABLOIDSINARTANI.COM, Kupang --- Potensi ekspor komoditas pertanian asal NTT, terutama komoditas perkebunan sangat besar. Namun sayang aktivitas ekspor komoditas perkebunan ini tidak ekspor langsung dari NTT, melainkan masih dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), saat melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian asal NTT di Pelabuhan Tenau, Kupang, Sabtu (14/12).
"Bukan hal yang mustahil jika kita ingin membuka akses ekspor secara langsung dari NTT, beberapa kendala yang dihadapi saat ini Insya Allah bisa dicarikan solusinya salah satunya dengan mengundang investor," tutur Mentan Syahrul.
Mantan Gubernur Sulsel ini menganalisa, setidaknya ada dua penyebab utama kenapa ekspor komoditas perkebunan NTT melalui Surabaya. Pertama, dikarenakan di Kupang tidak tersedia perusahan fumigasi. Padahal selama ini, negara tujuan ekspor komoditas pertanian unggulan asal NTT seperti asam, kemiri, mete, biji gowang dan biji kakao mempersyarat fumigasi sebagai persyaratan ekspornya.
Kedua, di Kupang tidak tersedia kontainer khusus jalur internasional, sehingga komoditas ekspor asal NTT harus transit di Surabaya agar dapat berganti kontainer khusus jalur internasional. Sementara jika eksportir mendatangkan kontainer khusus ini, tidak menutup biaya pengirimannya.
Untuk mengatasi kendala tersebut pemerintah daerah beserta dengan instansi terkait dapat melakukan upaya-upaya penyelesaiannya, seperti mencari investor yang mendirikan perusahaan fumigasi di Kupang ataupun dapat mendatangkan kontainer khusus tersebut.
"Penguatan di sektor investasi dan meningkatkan ekspor merupakan program Presiden Jokowi, jadi harus kita jalankan bersama agar pembangunan pertanian di NTT juga dapat meningkat dengan tajam. Kebijakan ini tentu juga dapat mendongkrak ekspor komoditas pertanian asal NTT tiga kali lipat," tambah Mentan Syahrul
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, menambahkan pihaknya siap membantu mensertifikasi perusahaan fumigasi agar sesuai dengan standar persyaratan SKIM Audit Karantina yang telah diakui internasional.
Berdasarkan data dari sistem automasi perkarantinaan, ada 8 komoditas potensi ekspor asal NTT yang selama ini dikeluarkan melalui Surabaya, yaitu kopra, asam, kemiri, mete, vanili, biji gowang, SBW dan biji kakao. "Sebenarnya tujuan 8 komoditas potensi ekspor ini adalah, Cina, Bangladesh dan India. Potensi ekspor yang tercatat ditahun 2019 ini mencapai Rp 647,78 miliar naik sekitar 21% dibanding tahun 2018 yang hanya mencapai Rp 534 miliar," terang Jamil.