Kamis, 18 April 2024


Kado Kemerdekaan, Indonesia Ekspor Bawang Putih

14 Agu 2020, 05:55 WIBEditor : Yulianto

Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto saat melepas ekspor bawang putih | Sumber Foto:Humas Ditjen Horti

TABLOIDSINARTANI.COM, Brebes---Kementerian Pertanian melepas ekspor perdana bawang putih sebanyak 15 ton dari target 1.000 ton ke Taiwan. Ini merupakan kado indah jelang HUT kemerdekaan ke-75 Republik lndonesia karena selama 25 tahun lebih Indonesia mengalami kebergantungan bawang putih konsumsi asal impor.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengaku bersyukur dengan capaian ini lantaran momentumnya tepat menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-75. Apalagi di tengah upaya jajaran Kementan menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui ekspor pertanian.

Menurutnya, swasembada bawang putih terakhir terjadi sebelum krisis moneter (krismon), tepatnya 1994. Kala itu, budidaya dilakukan di 100 kabupaten lebih dan impornya tidak pernah melampui 10 persen dari kebutuhan nasional.

Saat ini kondisinya berbalik. Kebutuhan bawang putih nasional 580.000-600.000 ton per tahun, namun lebih dari 95 persen kebutuhan nasional dipenuhi dari impor. Lebih dari Rp 8 triliun devisa kita dipakai untuk beli bawang putih dari luar," katanya saat memberikan sambutan jelang pelepasan ekspor bawang putih di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (12/8).

Karena itu, Kementan berusaha membangkitkan kembali bawang putih lokal walaupun tidak mudah karena sudah ketinggalan lebih dari 20 tahun. Saat ini menjadi momentum untuk bangkit kembali melalui ekspor perdana bawang putih di Brebes.

Anton, sapaannya, mengungkapkan, bukan perkara mudah untuk menggenjot produksi bawang putih lokal. Pangkalnya, dari 100 kabupaten saat ini hanya menyisakan beberapa kabupaten yang masih eksis membudidayakan bawang putih diantaranya Lombok Timur, Temanggung, Magelang, dan Karanganyar.

Upaya kembali menggeliatkan bawang putih nasional mulai dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Saat menjabat Direktur Sayuran dan Tanaman Obat (STO) Ditjen Hortikultura, Anton, telah melakukan kunjungan ke berbagai daerah maupun ke China selaku produsen bawang putih terbesar dunia untuk mendapatkan referensi.

Menurutnya, bawang putih lokal aromanya lebih kuat daripada impor mengingat kandungan senyawa alisinnya berlimpah. Sehingga, aroma satu siungnya setara 3-4 siung produk impor. Namun masalahnya, preferensi masyarakat secara umum lebih senang dengan bawang ukuran besar.

Kenapa? Bawang putih impor ukurannya besar sehingga tidak menghabiskan waktu dan mudah dalam pengupasan. Sementara lokal ukurannya kecil-kecil, ngupasnya susah meski kandungan alisin jauh lebih tinggi," tuturnya.

Namun Anton menegaskan, ukuran bawang putih lokal bisa  menjadi besar. Hal ini dibuktikannya dengan produk dari Karanganyar. "Kuncinya satu, gunakan benih dari siung yang ukurannya besar. Ini seperti yang dilakukan di China, mereka menggunakan siung seberat 3-4 gram sebagai benih,” katanya.

Sayangnya, petani Indonesia justru  cenderung menjual bawang putih yang siung besar dengan dalih harganya lebih tinggi. Sedangkan yang siung kecil, sekitar 1 gram, dijadikan benih untuk budidaya.

Produktivitas menjadi persoalan berikutnya dalam budi daya bawang putih. China rata-rata mampu menghasilkan 18-20 ton/ha, sedangkan di Indonesia umumnya 7-8 ton/ha, kecuali Karanganyar 15-20 ton/ha.

Bawang Putih Brebes

Sementara itu, Bupati Brebes, Idza Priyanti, menyatakan, wilayahnya hingga kini masih menjadi sentra bawang merah dengan 18,5 persen produksi nasional. Dari luas lahan budidaya 29 ribu  ha, mampu memproduksi 313 ribu ton lebih per tahun.

Meski demikian, Brebes memiliki potensi untuk mengembangkan bawang putih lantaran memiliki dataran tinggi mencapai 800 meter di atas permukaan laut (mdpl), seperti di Kecamatan Sirampog dan Paguyangan yang berada di lereng Gunung Slamet. "Lokasi tersebut dulunya memang sentra bawang putih. Tiga tahun terakhir ini mulai dikembangkan lagi bawang putih oleh para petani muda di sana," ungkapnya.

Saat ini luas pengembangan bawang putih di Brebes baru mencapai 40-an ha. Namun, Idza berjanji, pihaknya bakal terus mendorong peningkatan budidaya lantaran potensinya besar dan berkontribusi terhadap perekonomian daerah. "Adanya pelaku usaha ekspor yang berdomisili di Brebes ini menjadi peluang bagi petani bawang Brebes untuk bermitra, terutama untuk pemasaran hasil produksinya," ujarnya.

Ekspor perdana bawang putih ini dilakukan PT Agri Indo Sejahtera. Eksportir yang membeli Rp 20 ribu/kg bawang putih basah dari petani. "Saya ambil dari berbagai daerah. Ada dari Brebes, Lombok Timur," kata Direktur PT Agri Indo Sejahtera, Benny Santoso.

Untuk tahap perdana PT Agri Indo Sejahtera mengekspor 15 ton dari peluang pasar 1.000 ton karena sejumlah sentra bawang putih baru akan panen dalam waktu dekat. "Tadinya mau pakai kontainer yang 20 ton," akunya.

Benny menambahkan, tidak menemui kendala dalam proses perizinan. Sejak awal sampai akhir dibantu Badan Karantina Pertanian (Barantan), hanya memerlukan waktu dua hari sudah selesai.

Reporter : Kontributor
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018