Selasa, 18 Februari 2025


Diminta Banyak, Ekspor Talas Beneng Pandeglang Masih 18 Ton

09 Feb 2021, 12:36 WIBEditor : Gesha

Ekspor talas beneng masih sedikit

TABLOIDSINARTANI.COM, Pandeglang --- Awalnya talas beneng hanya menjadi tanaman liar, tetapi kini petani di Pandeglang banyak yang membudidayakannya, bahkan sudah bisa mendunia. Sayangnya, petani talas beneng mengaku masih kesulitan memenuhi pasar ekspor yang semakin terbuka.

"Sudah rutin ada lima negara yang meminta talas beneng dari Pandeglang. Tapi jujur, kami masih kesulitan memenuhinya karena permintaan terus bertambah," ungkap Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng Kabupaten Pandeglang, Ardi Maulana kepada tabloidsinartani.com

Ardi merinci permintaan tersebut terdiri dari daun kering talas beneng sebanyak 200 ton per bulan ke Australia dan Selandia Baru, kemudian ada umbi gaplek 40 ton per bulan untuk India, dan 50 ton untuk Turki. Sedangkan tepung talas benengnya diekspor ke Malaysia sebanyak 50 ton per bulan. Kemudian Umbi basah talas beneng memiliki potensi permintaan ekspor dari Belanda dan Korsel sebanyak 385 ton per bulan. "Untuk daun kering talas beneng saja kita baru sanggup 18 ton saja per bulan," tuturnya. 

Permintaan ekspor tersebut dipenuhi oleh pengolah talas beneng di Pandeglang yang hanya ada 7 workshop dan bergabung dalam CV. Putra Petani Gunung Karang. Adapun ketujuh workshop tersebut berasal dari Kelurahan Jihut (Kecamatan Ciomas),  Desa Saninten (Kecamatan Kaduhejo), Kecamatan Jiput, Kecamatan Mandalawangi, Kecamatan Sobang, Kecamatan Cisata, dan Kecamatan Cibaliung.

Baca Juga :

Pandeglang Tata Ulang Bisnis Talas Beneng untuk Ekspor

Pasarnya Mentereng, Talas Beneng Kian Diminati Petani

Ke Pandeglang, Jangan Lupa Oleh-oleh Brownies Talas Beneng

Diakuinya, eksportasi talas beneng ini dibantu oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Cilegon dan mengajak Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang untuk membantu meningkatkan produktivitas talas beneng asal Pandeglang agar dapat memenuhi syarat kuota ekspor langsung dari Banten. 

Dihubungi terpisah, Kepala Karantina Cilegon, Arum Kusnila Dewi mengatakan, syarat ekspor dari Banten minimal ada lima kontainer per bulannya dengan volume 8 ton per kontainer, artinya harus tersedia minimal 40 ton per bulan. "Untuk sementara daun kering talas beneng diekspor melalui Surabaya. Kami berharap pemerintah Kabupaten Pandeglang dapat segera menambah luas lahan sebanyak 121 ha untuk bisa memenuhi kuota ekspor," tuturnya.

Sebagai bagian persyaratan ekspor, Arum menambahkan pihaknya siap membantu untuk pembukaan pintu ekspor langsung dari Cilegon. "Kami akan memberikan bimbingan teknis terkait Sanitary Phyto Sanitary serta persiapan di lapangan untuk memenuhi standar persyaratan ekspor," tambahnya. 

Reporter : NATTASYA
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018