TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Pengamat mengungkapkan bahwa Bayu Krisnamurthi dicopot dari Bulog karena gagal mengendalikan lonjakan harga beras.
Bayu Krisnamurthi telah diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Utama Perum Bulog oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Meskipun baru kurang dari setahun menjabat, Bayu tidak mampu menstabilkan harga beras yang terus naik.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengungkapkan bahwa pencopotan Bayu terkait dengan ketidakmampuannya mengendalikan harga beras.
Huda mencatat bahwa harga beras medium II di Jakarta naik dari Rp14.600 saat Bayu dilantik menjadi Rp14.700 pada awal September.
"Padahal harga eceran tertinggi (HET) seharusnya di angka Rp12.500, naik dari Rp10.900 awal tahun. Salah satu penyebabnya adalah penyerapan beras dari petani oleh Bulog yang belum optimal," tegas Huda.
Menurut Huda, penyerapan beras tahun ini masih di bawah jumlah cadangan yang seharusnya.
Sementara itu, penyaluran bantuan beras CBP lebih tinggi dibandingkan penyerapan, mengakibatkan stok di gudang Bulog terancam menyusut.
"Akibatnya, harga beras tetap tinggi dan cenderung stabil mahal," ujar Huda.
Sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog, mengungkapkan alasan di balik rendahnya serapan beras oleh Bulog.
Menurutnya, ada dua kendala utama yang menghambat pembelian beras petani: harga pasar yang tinggi dan kualitas beras yang rendah.
Krisnamurthi menjelaskan bahwa pembelian beras Bulog dibatasi oleh Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang saat ini ditetapkan Rp11.000 per kilogram untuk beras dengan kadar pecah maksimal 20 persen.
Namun, harga beras di tingkat penggilingan sudah mencapai Rp12.100 per kilogram, sehingga Bulog tidak bisa membeli beras dengan harga tersebut.
Selain masalah harga, kualitas beras juga menjadi kendala.
Banyak beras petani yang memiliki kadar air tinggi dan tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Bayu menambahkan bahwa Bulog tidak diperbolehkan menyebarkan beras dengan kualitas rendah sesuai amanat Komisi IV DPR.
Standar kualitas beras yang diakui Bulog meliputi kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir maksimal 2 persen.
Kadar air yang tinggi dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, dan cita rasa beras, serta berpotensi menyebabkan masalah dalam proses penyimpanan dan distribusi.
Selain Bayu Krisnamurthi, Menteri BUMN Erick Thohir juga memberhentikan Purnomo Sinar Hadi dari posisinya sebagai Direktur Human Capital.
"Keluarga Perum Bulog mengucapkan terima kasih atas dedikasi Bapak Bayu Krisnamurthi sebagai Direktur Utama Perum Bulog dari Desember 2023 hingga September 2024," dalam pesan yang beredar di kalangan wartawan.
Saat ini, posisi Direktur Human Capital dijabat oleh Sudarsono Hardjosoekarto.
Dalam perombakan ini, Kementerian BUMN juga menambah satu posisi baru, yakni Wakil Direktur Utama, yang kini dipegang oleh Marga Taufik.