Peternakan Sapi
TABLOIDSINARTANI.COM, Medan --- Kementrian Pertanian melalui Dirjen Peternakan telah melakukan berbagai terobosan untuk mencapai peningkatan populasi ternak. Pada tahun 2015 mengembangkan Insiminasi Buatan ( IB ), tahun 2000 meluncurkan program swasembada daging yang dilakukan melalui gerakan Gertak Birahi dan Insiminasi Buatan ( GBIB ) tahun 2015 – 2016.
Menyempurnakan gerakan tersebut, ada Istilah UPSUS SIWAB yaitu Upaya Khusus Sapi Betina Wajib Bunting 2016 - 2017. Rangkaian semua progran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah Sikomaandan (Sapi Kerbau Andalan Negeri ) untuk tercapai tingkat keberhasilan angka aseptor IB sanpai 2021 meninglat 36 73 ?ri 34 provinsi.
Kemudian angka aseptor IB mencapai 1.469.343 ekor juga peningkatan yang baik,begitu juga pelayanan IB 1.667.084 dosis dari berbagai jenis sapi dan kerbau untuk menunjukkan angka sapi kerbau yang diperiksa kebuntingannya mencapai 1.110.132 ekor, diperoleh kebuntingan 912.498 ekor sedangkan target tahun 2021 sebanyak 2.714.183 ekor.Total ternak lahir sampai Mei 2021 sebanyak 792.227 ekor dari 34 provinsi.(sumber ditjenPKH.Pertanian go id/pcr )
Dari gambaran data diiatas menurut penulis sudah cukup baik upaya yang dilakukan ‘tetapi ada beberapa hal yang perlu di maksimalkan untuk akselerasi capaian swasembada dagjng tahun 2026.
Ulasan yang di berikan penulis dari apa yang pernah dilakukan sebagai alumni Insiminator Tingkat Nasional Des 1996 BIB Singosari Malang. Diantara upaya yang perlu dimaksimalkan :
A.Interen Dirtjen PKH’Keswan, Disnak Prov Kabupaten dan Kecamatan serta Desa.
1.Ditingkat kemampuan kecakapan seorang pimpinan
2.Peralatan kelengkapan sarana prasarana kurang maksimal
3.Semen dan N2 cair tersedia kurang maksimal
4.Peng anggaran harus dimaksimalkan
5.Pendidikan dan pelatihan wajib dimaksimalkan
6.Perangkat teknologi harus di ciptakan untuk memudahkan petani/peternak meng akses Petugas 24 jam.
B.Sinergi dan kolaborasi BPSDMP yang menangani Penyuluh (UU no 16/200_tentang Penyuluhan) yang dalam hal ini pemegang kendali kordinator pusat data informasi sinergi kolaborasi agar semua Dirjen atau eselon satu, harus menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam Kementrian Pertanian yang menyediakan kebutuhan Pangan Manusia Rakyat Indonesia 260 juta.
C.Saat ini penyuluh sudah harus menguasai bidang tanaman pangan’Hortikultura , mekanisasi , hama dan penyakit, perkebunan serta peternakan dan kesehatan hewan. Kenyataan yang ada penyuluh tidak mendapat bimbingan dan pelatihan secara utuh dari semua elemen tersebut.
D.Sesuai permentan no 49 tahun 2019 tentang Kostratani tidak berjalan sebagaimana mestinya , program ini suatu bentuk kegiatan mencerdaskan penyuluh, petani dan pengguna lainnya, yang dalam program kostratani jelas bersinergi kolaborasi sampai tingkat desa dan dusun.
E.Kehadiran peraturan Presiden no 35 tahun 22 tentang Penguatan Fungsi Penyuluhan akan menjadi tonggak sejarah baru kebangkitan Penyuluhan Pertanian Jilid II dengan Harapan dikeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nantinya penyuluh akan kembali mengurusi tugas dan fungsinya (tupoksi) melakukan pendampingan berusaha tani, merubah sikap, pengetahuan dan ketrampilan serta penguasaan Pangsa Pasar dengan digital.
F.Sinergi kolaborasi kunci tolak ukur pembangunan dalam swasembada Pangan. Bila UPT Penyuluhan berada di Kabupaten yang mengurusi Sumberdaya Manusia dalam hal fungsi BPP atau Kostratani akan berjalan. Dimana Dinas terkait akan meminta kepada UPT Penyuluhan dalam melakukan pelatihan dan sebagainya.
Harapan penulis kiranya program menteri Pertanian terwujud swasembada pangan yang bersinergi dan kolaborasi dalam rumah sendiri.