Senin, 04 Desember 2023


Mengenal El Nino dan La Nina

20 Agu 2023, 23:53 WIBEditor : Yulianto

Irigasi yang kering akibat dampak El Nino | Sumber Foto:Dok. Sinta

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia saling terkait. Kejadian di suatu tempat berdampak di tempat lain dan bahkan bisa berdampak global. Itulah pula yang terjadi dengan yang namanya El Nino dan La Nina.

 

Fenomena alami yang terjadi di Lautan Pasifik berdampak pada cuaca di Indonesia yang jauhnya belasan ribu kilometer. Saat ini, pada musim kemarau 2023 kita sedang mengalami kejadian El Nino yang akan menyebabkan kemarau panjang dan berdampak serius.

Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat sudah mengalami kesulitan mendapatkan air bersih setelah mengalami penurunan curah hujan yang signifikan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan modifikasi cuaca sejak bulan Maret untuk memitigasi kekeringan. Kondisi ini diperparah oleh perubahan iklim yang sedang menghantui kita.

Apakah El Nino? Dilansir situs BMKG, El Nino adalah suatu fenomena di mana suhu permukaan laut (SMT) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia. Artinya, El Nino menyebabkan Indonesia dilanda kekeringan.

El Nino adalah sebuah fenomena alami di satu belahan bumi yang menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia. Peningkatan SMT menyebabkan terganggunya sistem atmosfer dan mengubah pola aliran angin, yang kemudian berdampak pada iklim global.

Terjadi perubahan tekanan atmosfer, yang akhirnya mempengaruhi arus samudera dan memicu El Nino. Fase El Niño diketahui terjadi hampir empat tahun, namun, catatan menunjukkan bahwa siklus tersebut telah berlangsung antara dua dan tujuh tahun.

Dalam bahasa Spanyol Amerika, istilah El Nino berarti "Anak Laki-Laki". Dalam fase siklus ini, temperatur air laut paling tinggi di Pasifik dekat Amerika Selatan sering kali terjadi pada sekitar Natal. Para nelayan Peru menamakan fenomena cuaca yang muncul berabad-abad yang lalu itu berdasarkan nama Kristus yang baru lahir,  El Niño de Navidad.

Sebaliknya,  La Nina, fenomena yang merupakan kebalikan dari El Nino, adalah bahasa Spanyol Amerika untuk "Si Gadis". Pada kasus ini temperatur permukaan laut (SML) di Pasifik timur di bawah rata-rata, dan tekanan udara tinggi di Pasifik timur dan rendah di Pasifik barat menyebabkan angin dari timur membawa hujan dengan intensitas di atas rata-rata di Indonesia.

Negara-negara berkembang yang bergantung pada pertanian dan perikanan, khususnya yang berbatasan dengan Samudra Pasifik, biasanya paling terdampak. EL Nino dan La Nina akan selalu berulang sebagai fenomena alam yang tidak bisa dihidarkan.

Jadi sebagai kesimpulan, fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang yang menyebabkan kemarau panjang atau hari hujan berkurang di musim hujan, sedangkan La Nina menyebabkan curah hujan bertambah yang menyebabkan hari hujan semakin panjang di musim kemarau.

Semua ini harus diantisipasi dengan berbagai persiapan. El Nino dan La Nina tidak bisa dihindarkan. Kita tidak bisa lari dari kejadian alam ini. Akan tetapi kita bisa mengurangi dampak buruknya dengan menyiapkan infrastruktur dan peralatan, menggunakan pola tanam dan pemilihan komoditas yang sesuai serta berbagai kebijakan yang diambil pemerintah. Kemungkinan dampak negatifnya terhadap penurunan produksi mengharuskan pihak terkait melakukan langkah untuk menghindari masalah kekurangan pangan.

Informasi tentang terjadinya El Nino atau La Nina dilakukan jauh sebelum terjadinya bencana alami tersebut sehingga pemerintah maupun masyarakat petani dapat melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari. Semoga informasi kecil ini dapat memberikan pencerahan khususnya kepada para petani.  

Reporter : Memed Gunawan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018