Minggu, 19 Mei 2024


Tikus di Mana-Mana, Haruskah Diberantas Tuntas?

17 Jan 2024, 10:15 WIBEditor : Gesha

Memberantas Tikus sawah | Sumber Foto:Istimewa

Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.

Semangat untuk meningkatkan produksi pangan boleh diacungi jempol. Petani semangat diberi janji pupuk dan modal akan mengucur membuat tanaman menjadi subur dan petani menjadi makmur. Para pejabat sibuk mengatur dan bekerja jujur. Itulah modal tekad pada awal tahun 2024. Inndah bukan?

Menteri Pertanian Amran Sulaeman gencar memberi dukungan. Kelangkaan pupuk di beberapaa daerah telah diditeksi dan pengadaan pupuk bersubsidi dan kredit usaha terus diupayakan.

Para praktisi menyambut gembira dan tak lupa berpesan tentang hama pengganggu yang perlu diwaspadai. Khususnya tikus. Binatang pengerat yang suka sekali mengerat tanaman padi maupun buahnya itu terkenal banyak merugikan petani, tidak hanya di pertanaman tetapi juga di gudang. Kerugiannya cukup besar, dan berpotensi jadi kendala besar dalam pengadaan pangan. Sinar Tani mengangkat masalah tikus ini dalam topik bahasan utama.

Memasuki tahun 2024 potensi sumber devisa pertanian, khususnya sawit menghadapi tantangan yang tidak mudah. Terutama karena 6,5 juta hektare kebun rakyat (dari total 16,2 juta hektare) produktivitasnya masih rendah, jauh di bawah yang dicapai perkebunan besar.  

Harga pupuk dan upah tenaga kerja melonjak pada tahun 2023 dibanding tahun 2010 pada kisaran 2-3 lipat, sementara harga CPO tidak mengalami perubahan berarti. 

Persoalan lain, program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) yang seharusnya target seluas 540.000 hektare dicapai pada tahun 2024 ternyata baru diselesaikan separuhnya. Banyak masalah teknis, administratif dan legalitas yang menghadang sehingga penyelesaian PSR terkendala.

Senada dengan hal itu, program ISPO yang mengharuskan sawit rakyat mengikuti program ini ternyata berjalan lambat, jauh tetinggal dibanding Malaysia pesaing kita.

Sawit penuh dengan hadangan dalam perdagangan internasional, karena bidang usaha yang hampir tidak ada imbangannya dalam hal efisiensi ini mendapat technical barrier yang luar biasa. Beberapa tulisan yang dimuat dalam Sinnar Tani kali ini memberi pencerahan kepada pembaca.

Selebihnya berita tentang bantuan pangan yang diberikan kepada kelompok tertentu yang paling terdampak oleh peningkatan harga pangan akibat El Nino, ternyata juga merupakan rem terhadap laju inflasi.

Trik para petani dalam menangani berbagai masalah terkait dengan komoditas yang digelutinya secara rutin ditampilkan pada setiap pennerbitan tabloid ini. Kali ini adalah tentang sapi di Blora. Sedangkan kreativitas anak muda yang terjun di bidang peternakan di kawasan Bogor ternyata keberhasilannya cukup fenomenal. Ini tentu akan menginspirasi anak muda lain untuk tergerak berusaha di bidang pertanian.

Berita lainnya tentang mekanisasi dalam produksi jagung dan peluang yang terbuka dalam memanfaatkan lahan kecil di daerah urban seperti yang dilakukan seorang anak muda yang memproduksi madu klanceng, serta berita-berita lainnya inovatif lainnya.

Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.

Dari News Room Sinar Tani kami mengucapkan Selamat Membaca. Tetap kreatif dan inovatif.

Reporter : Memed Gunawan
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018