Kamis, 18 April 2024


Sorghum, Pangan Alternatif dari Lahan Kering

10 Mei 2023, 06:39 WIBEditor : Yulianto

Direktur Utama PT. Sorgha Sorghum Sejahtera, Diana Widi Astuti. | Sumber Foto:Dok. Sinta

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Ditengah ancaman perubahan iklim yang terjadi saat ini, Sorghum menjadi salah satu komoditas yang bisa diandalkan. Selain karena tanaman ini cocok ditanam pada lahan kering, sorghum bisa menjadi sumber pangan alternatif yang kaya nutrisi dan bisa diolah menjadi berbagai bahan kebutuhan lainnya.

Ditengah ancaman kekeringan yang bukan hanya melanda Indonesia bahkan dunia, sorghum bisa menjadi alternatif. Itu tidak lepas dari daya adaptasi Sorghum yang luas pada berbagai agroekologi seperti pantai hingga pegunungan yang penting hindari naungan.

Lahan yang baik untuk budidaya sorghum ialah lahan kering atau saat iklim kering. Bahkan tanaman sorghum dapat tumbuh dengan kebutuhan air yang sedikit, sekitar 150-200 mm/musim. Untuk budidaya, sorghum membutuhkan cahaya matahari yang banyak sekitar 7-9 jam per hari.

Kehandalan sorghum untuk tumbuh di lahan yang ekstrim dirasakan Direktur Utama PT. Sorgha Sorghum Sejahtera, Diana Widi Astuti. Dari pengalamannya menanam sorghum, baik di Papua dan Timor Leste, ternyata daerah beriklim panas dengan curah hujan yang rendah dapat menghasilkan tanaman sorghum yang subur.

“Sorghum itu tumbuhan yang tahan panas, dari pengalaman saya di Timor Leste yang merupakan negara dengan curah hujan rendah sorghum dapat tumbuh dengan bagus,” ungkapnya kepada Tabloid Sinar Tani di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Budidaya sorghum diakui Diana tidak sulit. Menanam sorghum tidak membutuhkan syarat khusus, apalagi daya adaptasi agroekologi yang luas. Untuk 1 hektar lahan dibutuhkan sekitar 7 kg benih, dengah produktivitas sekitar 2,5-3 ton.

Kelebihan lain dari sorghum adalah tahan kekeringan, dapat dipanen beberapa kali. Bahkan bisa panen 3-4 kali dalam satu kali masa tanam. Panen pertama sorgum bisa dilakukan pada 3,5 bulan setelah tanam, lalu akan berlanjut pada panen kedua hingga keempat. Tanaman ini juga tahan hama dan penyakit.

Pangan Alternatif

Tak kalah penting, kelebihan Sorghum ialah kandungan nutrisi yang tinggi dan bentuk atau rasa yang tidak jauh berbeda dengan beras (nasi), sehingga bisa menjadi sumber pangan alternatif untuk masyarakat. “Selain bisa diolah menjadi nasi goreng dan nasi kuning. Tepung sorghum juga bisa menggantikan tepung terigu dan diolah menjadi berbagai macam kue maupun cookies,” ungkapnya.

Selain bijinya yang diolah menjadi berbagai bahan dasar pembuatan panganan, tanaman sorghum juga merupakan hijauan pakan ternak dengan kandungan protein yang tinggi. Bahkan ada jenis sorghum yang batangnya bisa menjadi bahan baku bioetanol dan bahan pembuat kertas.

Tidak ketinggalan akar sorghum juga bisa sebagai jamu yang berdasarkan pengalaman empiris bisa memperlancar peredaran darah. Sorghum juga bisa diolah menjadi produk kerajinan tangan seperti hiasan pensil, kotak perhiasan, dan bunganya bisa dimanfaatkannya sebagai bunga kering untuk hiasan. “Kami saat ini telah membuat sapu, gula sorghum dan produk perawatan kecantikan,” katanya.

Semua jenis sorghum mengandung asam fenolik dan sebagian besar mengandung flavonoid. Biji sorghum adalah salah satu sumber makanan tertinggi dari proanthocyanidin flavonoid. Kandungan lainnya yang terdapat dalam biji sorghum Niacin (vitamin B3), Thiamin (vitamin B1), Vitamin B6, Zat besi dan Mangan (mineral).

Kandungan protein, vitamin, dan mineral pada sorghum bisa dibilang lebih tinggi dari beras, atau secara keseluruhan sorghum mirip dengan oatmeal. “Memang harga sorghum saat ini mahal, namun 1 kg sorghum bisa dikonsumsi oleh 20 orang lebih. Sedangkan beras hanya untuk 5-6 orang saja. Memakan sorghum akan memberikan rasa kenyang lebih lama,” ujar Diana.

Reporter : Herman
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018