Jumat, 19 April 2024


Hari Tani 2020, Momentum Transformasi Pertanian Modern

24 Sep 2020, 15:11 WIBEditor : Gesha

Petani modern | Sumber Foto:Dok

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Peringatan Hari Tani Nasional di tahun 2020, tak hanya sekedar dirayakan. Tetapi momentum untuk transformasi pertanian menjadi lebih maju, mandiri dan modern sehingga kesejahteraan petani semakin terdongkrak dan dirasakan langsung.

"Hari Tani Nasional tahun 2020 ini harus menjadi momentum menuju pertanian yang modern yang dicirikan oleh pemanfaatan alat dan mesin pertanian dan inovasi teknologi 4.0, termasuk di dalamnya online system'," ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, Kamis (24/9).

Bagaimana memulainya? Dimulai dari mengubah mindset dari yang awalnya bertani tradisional dengan sistem tanam-petik-jual. Sekarang harus diubah dengan adanya pengolahan yang dilakukan oleh petani, tentunya dengan menggunakan alat dan mesin pertanian modern, sehingga petani mendapatkan nilai tambah dan dirasakan langsung oleh petani.

"Bayangkan saja, petani hanya tanam padi hasilkan gabah dengan harga jual yang tidak terlalu tinggi. Padahal, jika diolah (digiling), menjadi beras dengan hasil samping dedak, sekam dan sebagainya bisa menjadi nilai tambah yang berbeda bahkan lebih mahal," jelasnya.

Tentunya petani tidak bisa sendiri, perlu ada peran serta dari penyuluh yang membantu petani, mendampingi implementasi bantuan dari Kementan untuk petani, seperti implementasi alsin, pupuk, hingga petani menghasilkan gabah.

"Namun, petani juga harus menjual beras, bukan gabah. Agar harganya bisa lebih 2 kali lipat. Itu yang harus disampaikan penyuluh ke petani, pengelolaan secara korporasi, secara bersama-sama. Dengan cara ini keuntungan petani bisa meningkat. Dampingi bagaimana caranya korporasi,” katanya.

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) sendiri tengah menggulirkan program Komando Strategis Pembangunan Pertanian untuk mendongkrak petani agar bisa berkorporasi.

"Kostratani ini rumah besarnya Petani dan Penyuluh untuk membangun bisnis pertanin. Di dalamnya ada petani milenial, petani andalan, P4S, Kelompok Ekonomi Petani (KEP)  maupun Kelompok Wanita Tani (KWT)," jelasnya.

Sehingga dengan adanya Kostratani ini, membuat pertanian bisa bergulir dari hulu ke hilir di daerah tersebut dan memberikan manfaat langsung kepada petani setempat. 

Modal

Mengenai akses permodalan, Prof Dedi menegaskan Kementerian Pertanian telah menggelontorkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan petani untuk permodalan dengan persyaratan yang mudah. 

"Sumber dana lain bisa menggunakan Dana Desa yang digulirkan kepada BUMDES, sehingga perlu kerjasama yang kolaboratif bisnis di desa itu sendiri. Di desa, 60-70?alah petani sehingga anggaran Desa ya anggaran pertanian juga," tambahnya.

Modal tersebut kemudian digunakan untuk membeli alat mesin pertanian (Alsin) hingga sarana prasarana produksi pertanian, dryer, RMU dan lainnya. "Dampingi keseluruhan rantai tersebut oleh Kostratani, oleh penyuluh," urainya.

Sehingga, pertanian yang maju, mandiri dan modern bisa terwujud dan petani memperoleh kesejahteraan yang lebih baik serta merasakan kemerdekaannya sebagai petani.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018