TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta. --- Kondisi sulit tentunya akan dirasakan oleh seseorang pada situasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini pernah dialami oleh Rusli, Warga Meruya Selatan, Jakarta Barat. Namun berkat keuletannya, kini dia berhasil bangkit dengan menjadi seorang penggiat Urban Farming.
Rusli mengalami PHK tahun 2017 lalu akibat perusahaan tempat kerjanya tutup. Untuk menghidupi keluarganya, dia pun bekerja sebagai pengemudi taksi online. Peraturan plat nomor mobil ganjil genap yang ditetapkan pemerintah, membuat ruang geraknya terbatas karena hanya bisa bekerja sesuai plat nomor mobilnya ganjil atau genap.
Di lingkungan rumahnya, banyak lahan kosong yang belum dibangun perumahan. Kebetulan ada pemilik lahan kenalannya yang mengizinkan membangun Taman Urban Farming.
“Saya pun mengikuti pelatihan Hidroponik secara gratis dari Hydrofarm, dan mendapat pendampingan dari Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat. Saya sangat berterima kasih. Juga kepada pihak pihak yang mendukung saya, pemilik lahan, pengurus RT, RW, dan Kelurahan Meruya Selatan,” kata Rusli.
Rusli panen pada Minggu (12/4). Sayuran yang berhasil dipanen yaitu sawi Samhong 5,5 kg, bayam 3,5 kg, kangkung 8 kg, dan pakcoy 10 kg. Hasil panen sebagian besar dibagikan kepada warga sekitar, sebagian lagi dijual. Omzet yang diperoleh pun cukup banyak, mencapai Rp 500 ribu.
Budidaya sayuran yang dilakukannya menggunakan teknik hidroponik, aquaponik, dan konvensional dengan memakai pot serta polybag. Hidroponik ada 2 rak dengan jumlah net pot (lubang tanam) sebanyak 245, aquaponik 1 rak dengan isi 118 net pot. Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta pada awalnya memberikan bantuan 1 rak hidroponik.
Manfaat kegiatan ini, Rusli mendapat penghasilan tambahan, juga kebutuhan sayuran keluarganya tercukupi, bahkan bisa membantu para tetangga memperoleh sayuran yang sehat. Selama masa waspada virus Corona, Rusli menerapkan jaga jarak dan tetap memakai masker dalam kegiatannya.