Minggu, 20 April 2025


Petani Milenial Ichwansyah : Teh Putih Purwakarta Banyak Dicari!

03 Okt 2023, 16:17 WIBEditor : Gesha

Petani milenial di Kebun Teh

TABLOIDSINARTANI.COM, Purwakarta  --- Cerita inspiratif dari seorang petani milenial bernama Ichwansyah membuktikan bahwa kelezatan teh putih Purwakarta tak hanya mengundang kenangan, tetapi juga menciptakan sensasi baru yang banyak dicari orang.

Di balik kelezatan secangkir teh, tersimpan kisah menarik dari berbagai jenisnya. Apakah itu teh putih yang begitu ringan, teh hijau yang menyegarkan, teh oolong yang unik, atau teh hitam yang penuh karakter.

Meski berasal dari pohon yang sama, keajaiban terletak pada sentuhan petani milenial berbakat seperti Ichwansyah Wiradimadja (28) dari Munjuljaya, Purwakarta.

Dengan pelatihan terbaik dan pendampingan metode pertanian yang inovatif, dia membawa inovasi dalam tingkatan daun yang dipetik dan proses pengolahan, menciptakan teh yang tak hanya nikmat di lidah, tetapi juga dalam cerita setiap tegukan.

Ichwan adalah sosok petani muda yang menjaga kebun teh keluarganya dengan penuh dedikasi. Terletak di Kampung Legokbarong, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, kebun teh seluas 16 hektare itu merupakan warisan dari kakeknya. Dari luas yang begitu luas, Ichwan memegang kendali atas empat hektarnya, sebuah tanggung jawab yang diemban bersama kakak sepupunya.

Namun, ini bukan sekadar cerita biasa tentang kebun teh. Di tengah pepohonan hijau yang menyejukkan, terdapat pabrik pengolahan teh bernama Jaya Makmur yang dikelola oleh kakak sepupunya. Mereka tidak hanya mengolah daun teh, tetapi menciptakan teh dengan kadar air yang sempurna, 60 persen, yang nantinya akan menjadi bahan campuran teh celup yang sangat dicari. “Pabriknya bernama Jaya Makmur. Kami mengolah daun teh hingga kadar airnya berkurang 60 persen,” ucapnya.

 

 

Teh yang sudah diolah itu kemudian dipasok ke produsen teh besar sebagai bahan campuran teh celup.“Teh khas Purwakarta itu banyak dicari karena unggul di rasanya yang sepet (kesat),” kata Ichwan mengungkapkan.

Proses panen di kebun ini bukanlah pekerjaan sepele. Setiap hari, 30 orang petani pemetik teh bekerja dengan penuh semangat. Mereka mengikuti pola panen bergiliran, memastikan setiap blok kebun mendapat perawatan dan perhatian yang sama. Dalam sehari, dua ton teh dihasilkan, menghadirkan kelezatan di setiap tegukan.

"Hari ini, panen dilakukan di blok A, dan panen berikutnya akan dilakukan di blok yang berbeda setiap hari. Misalnya, besok akan ada panen di blok B, kemudian di blok C hari berikutnya, dan seterusnya hingga kembali ke blok A. Dengan sistem ini, panen dilakukan setiap hari. Produksi harian mencapai dua ton," jelasnya.

Namun, Ichwan tidak berhenti di situ. Dengan semangat kewirausahaan yang berkobar, ia memutuskan untuk memproduksi teh putih. Ini bukanlah tugas mudah, karena teh putih memerlukan sentuhan khusus. Dari satu pohon teh, hanya beberapa helai teh putih yang bisa dihasilkan, dengan daun-dedaunan yang masih kuncup. Ichwan memahami pentingnya waktu yang tepat untuk memetik teh ini, menjadikannya seorang seniman teh yang ahli dalam kerajinan ini.

Dengan tekad dan cita-cita yang tinggi, Ichwan bermimpi lebih besar. Ia berencana membuka sebuah koperasi, suatu langkah ambisius yang dipelajarinya dari petani milenial sukses lainnya. Baginya, ini bukan sekadar bisnis, tetapi sebuah perjalanan di mana mimpi-mimpi para petani muda bisa berkembang. 

 

Reporter : NATTASYA
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018