TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Sido Muncul telah menemukan trik jitu untuk menjaga kualitas tanaman obat, memastikan jamu tetap menjadi pilihan utama bagi kesehatan dan keberlanjutan industri herbal.
Jika kita berbicara tentang jamu, pasti kita tidak bisa lepas dari nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Di balik keberhasilan produk jamu yang kita kenal, ada strategi pengelolaan sarana input yang menarik untuk dibahas.
Dalam konteks ini, Manager Budidaya Tanaman dan Pusat Penelitian Rempah PT. Sido Muncul, Bambang Supartoko, S.P., M.Si., M.MPar, menjelaskan bagaimana perusahaan menghadapi tantangan yang ada.
Sido Muncul, seperti industri jamu lainnya, sangat bergantung pada simplisia sebagai bahan baku utama.
"Namun, mayoritas simplisia yang ada saat ini masih diambil dari tumbuhan obat liar, sementara hanya sebagian kecil yang berasal dari budidaya," sebutnya.
Tantangan terbesar dalam pengembangan tanaman obat adalah memastikan kualitas bahan baku simplisia.
Dengan beragamnya spesies tanaman obat, menjaga kualitas dan stabilitas pasokan menjadi prioritas agar produksi tetap terjamin.
Untuk mengatasi tantangan ini, Sido Muncul menerapkan berbagai strategi pengelolaan sarana input.
Mereka menggunakan pengaturan iklim dan teknologi modern untuk mendukung budidaya tanaman obat secara optimal.
Benih berkualitas, pupuk organik yang tepat, dan pestisida aman adalah komponen penting yang harus dikelola dengan baik agar tanaman tetap sehat dan produktif.
Manajemen lapangan dan pengolahan pasca-panen sangat penting dalam menjaga kualitas produk tanaman obat.
Langkah-langkah ini membantu memastikan produk memiliki mutu yang konsisten dari awal hingga selesai diproses.
Distribusi dan pemasaran juga mendapat perhatian khusus agar produk berkualitas sampai ke konsumen.
Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, baik kelembagaan maupun stakeholder lainnya, memberikan dukungan yang solid bagi keberlanjutan industri ini.
Kebun Benih
Sido Muncul juga berkomitmen untuk menjamin benih berkualitas tersedia dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan harga terjangkau.
Untuk mencapai hal ini, mereka membangun kebun khusus sebagai sumber indukan benih.
Benih yang dihasilkan dipastikan unggul, kuat, dan mengandung zat aktif yang tinggi.
Produksi benih dijalankan dengan manajemen terencana sesuai target tiap periode.
Metode perbanyakan yang efisien dipilih untuk menjaga benih tetap sehat dan bernutrisi.
Dalam pengelolaan pupuk, Sido Muncul mengutamakan penggunaan pupuk organik dengan prinsip “tepat sasaran.”
Ini berarti penggunaan pupuk harus sesuai dengan jenis, dosis, waktu, cara aplikasi, dan harga.
Pada tanaman obat, pupuk tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan hasil panen, tetapi juga memperkaya kandungan zat aktif yang dibutuhkan industri.
Pendekatan ini menjamin hasil tanaman lebih berkualitas.
Pengendalian hama juga menjadi fokus Sido Muncul, dengan menitikberatkan pada langkah-langkah preventif.
Penggunaan benih sehat dan sanitasi lahan yang baik membantu mencegah munculnya hama.
Untuk hama ringan, pestisida nabati menjadi pilihan utama, sedangkan untuk situasi yang lebih parah, pestisida anorganik digunakan dengan pengawasan ketat agar tidak merusak lingkungan.
Pengelolaan sarana input yang optimal adalah kunci dalam pengembangan tanaman obat di Indonesia.
Dengan dukungan modal, teknologi, dan kerja sama kelembagaan yang kuat, Sido Muncul diharapkan dapat memastikan pasokan simplisia berkualitas tinggi, sehingga industri jamu nasional dapat terus berkelanjutan.
Perjalanan mereka menjadi contoh nyata bahwa dengan strategi yang tepat, industri jamu dapat menghadapi tantangan dan terus berkembang, menjaga tradisi jamu Indonesia tetap hidup.