Mas Jun Durian Capil
TABLOIDSINARTANI.COM, Papua Barat – Musim Durian, menjadi waktu yang ditunggu-tunggu bagi pecinta buah dengan aroma khas yang tajam ini. Di Manokwari, jika mau mendapatkan durian yang enak dijajakan di ruas jalan kota, bulan Oktober hingga Februari menjadi waktu yang baik untuk berburu durian di Manokwari, Papua Barat. Satu diantaranya adalah Mas Jun Durian Capil yang menjajakannya.
Durian Capil bukanlah varian durian baru. Nama ini lantaran Juni Kurniadi berjualan di depan Kantor Catatan Sipil (Capil), jadi disebutlah Mas Jun Durian Capil. Saat durian mulai banyak, “mangkal” lah Jun di depan Kantor Capil mulai pukul 9 siang hingga pukul 5 sore.
“Duriannya langsung ambil di pohon SP satu, SP dua, SP tiga, Wasegi, dan SP lima,” sebut Jun. SP atau Satuan Pemukiman adalah lokasi kebun durian berada. Lokasi tersebut merupakan Unit Pemukiman Trasmigrasi dari berbagai daerah, disanalah banyak terdapat lahan pertanian yang luas, termasuk kebun durian.
Wilayah yang Jun sebutkan merupakan wilayah-wilayah terbaik untuk memperoleh durian lokal Manokwari. “Di daerah lain banyak juga durian, tapi kadang warnanya bagus, rasanya tawar,” rinci si penghobi durian.
Jun membedakan durian lokal manokwari dalam tiga jenis. Durian Mentega, Durian Mentega Susu, dan Durian Susu. Masing-masing memiliki keunikan masing-masing. Durian susu, berwarna putih, tekstur daging meleleh jika terkena sinar matahari, seperti susu kental manis, dan memiliki rasa yang manis.
Kalau Durian Mentega Susu, berwarna kuning, tekstur setengah kering, dan terasa manis. Sedangkan Durian Mentega, berwarna kunig, tekstur daging kering, pulen, terasa manis namun ada cita rasa pahit. “Pembeli banyak yang suka durian mentega susu, kalau durian mentega banyak yang cari, cuma kan ada pahitnya, jadi lebih banyak yang suka durian mentega susu,” sebut pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur.
Jauh-jauh merantau hingga ke Papua, Jun berniat untuk mengubah nasib. Lahir di Surabaya dan ikut hijrah orang tua ke Serpong, Tangerang, Banten, Jun memutuskan untuk mengembangkan usahanya di Bumi Kaswari. Berdagang, itu jalan yang dipilihnya. Tahun 2018, Jun mengawali dengan berdagang Durian Kupas. Satu tahun berselang, mulai lah ia menjajakan durian di depan Kantor Capil hingga kini.
Durian yang ia pasarkan baru menjangkau Bintuni, Jayapura, dan Nabire, dengan harga perbuah berkisar 35 hingga 150 ribu per-buah. Jun pun merasa perlu berkolaborasi agar Durian Lokal Manokwari dapat dinikmati di seluruh Indonesia bahkan ekspor. “Kalau durian kupas bisa dikirim ke mana saja, sayangnya saat ini hanya tamu yang datang yang bisa menikmati durian lokal manokwari,” jelas Jun.
Semoga harapan Jun untuk bermitra segera terwujud. Sehingga penikmat durian juga bisa menikmati enaknya durian lokal manokwari seperti yang di jual depan Kantor Capil.