TABLOIDSINARTANI.COM, Kota Batu---Komoditas caba sering menjadi pemicu inflasi di Indonesia, terutama menjelang peringatan hari-hari besar seperti hari raya dan tahun baru. Karena itu, diperlukan penanganan khusus dalam mengelola cabai agar tidak cepat mengalami kebusukan maupun kerusakan pasca panen.
Untuk membantu petani bisa mengolah cabai, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumberejo Bangkit di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu menyelenggarakan bimbingan teknis. Kegiatan terselenggara berkat tangan dingin Kepala Desa (Kades) Sumberejo, Riyanto.
Bimtek diikuti 30 peserta yang sebagian besar petani hortikultura dan dilaksanakan di Aula Balai Desa Sumberejo. Menurut Riyanto, Kades Sumberejo, tujuan dilaksanakan bimtek adalah sebagai media dalam peningkatan kapasitas dan keterampilan anggota Gapoktan Sumberejo Bangkit sekaligus sebagai hilirisasi para petani komoditas cabai merah di wilayah Desa Sumberejo.
Rivana Agustin, widyaiswara dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan mengatakan, kegiatan bimtek ini sangat tepat sekali karena Desa Sumberejo merupakan sentra cabai. Karena itu, petani dibimbing untuk bisa melakukan penanganan cabai yang tepat guna. Salah satunya dengan diversifikasi komoditas cabai menjadi produk unggulan Desa Sumberejo.
Menurutnya, cabai mengandung beragam senyawa yang berperan sebagai antioksidan, seperti capsaicin, karotenoid, violaxanthin, dan lutein. Selain itu mengandung vitamin dan mineral, seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin C, dan kalium.
Dengan adanya kandungan gizi yang baik untuk kesehatan, cabai merah dapat diolah menjadi keripik cabai, abon cabai, cabai kering, bubuk cabai, manisan cabai bahkan bisa diolah menjadi minyak cabai. “Pembuatan berbagai olahan cabai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya simpan cabai, sehingga bisa mengatasi produksi cabai yang melimpah,” katanya.
Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, bahwa 11 komoditas bahan pokok dikawal pemerintah secara intens. Komoditas tersebut yakni, beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.
Semua komoditas di atas diharapkan dalam penanganan dan pengelolaan yang baik, rendah pestisida dan berkualitas, serta telah dimaksimalkan dengan menggunakan alat dan mesin pertanian agar efisiensi dan efektifitasnya lebih baik. "Pertanian tidak hanya budidaya padi menjadi beras. Bukan cuma singkong, jagung, kopi. Petani harus lihai bermain dari pasca panen sampai off farm-nya," kata SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga menuturkan, sektor off farm atau pengolahan hasil pertanian disamping dapat meningkatkan nilai tambah, juga nilai jual sehingga pendapatan meningkat.