TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Hari Raya Qurban adalah hari raya keagamaan besar yang di negara-negara Islam seperti Mesir, Pakistan, Bangladesh dan juga Arab Saudi, Idul Adha, lebih meriah dari Idul Fitri. Kalau Idul Adha di Indonesia dirayakan satu hari saja, maka di Pakistan, Idul Adha ini dirayakan empat hari berturut-turut. Qurban diyakini bukan persoalan berharta atau tidak tetapi apakah bertaqwa atau tidak.
Dilihat dari dampak ekonominya juga luar biasa. Pemerintah Saudi menerima dan mengelola lebih dari 1 juta hewan qurban dari para jamaah haji. Di Arab Saudi harga kambing termasuk ongkos potongnya pada tahun 2023 sekitar 350-450 riyal, jadi dengan nilai tukar 1 Saudi Riyal = Rp 4300, transaksi untuk hewan qurban saja tidak kurang dari Rp 17,2 triliun.
Di Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan ada 1,5 juta ekor hewan qurban. Saat Pandemi Covid sempat sedikit menurun kemudian pada tahun 2023 naik lagi mencapai lebih dari 1,7 juta ekor, terdiri dari kambing 743.672 ekor, sapi 650.282 ekor dan domba 332.770 ekor. Dengan harga kambing atau atau domba pada kisaran Rp 3-4 juta, dan sapi atau kerbau antara Rp 20-40 juta, maka angkanya cukup fantastis. Ini baru dari nilai transaksi saja, masih banyak kegiatan terkait lainnya.
Permintaan tinggi terhadap hewan qurban mendorong peternak rakyat menggemukkan sapi, kambing, domba dan kerbau paling kurang 3 bulan sebelumnya untuk menangguk rezeki menjelang hari Qurban.
Dampak Ekonomi Qurban memang luar biasa. Melihat data ini, sungguh ekonomi qurban ini tidak bisa dianggap sebelah mata. Peternak rakyat yang memelihara kambing, domba dan sapi kebanyakan menjual kepada pedagang dengan harga lebih tinggi seiring dengan meningkatnya permintaan. Hewan ternak mengalir ke kota besar dan dipasarkan oleh pedagang hewan dadakan yang mengharapkan keuntungan dadakan.
Penggemukan hewan qurban oleh peternak rakyat memberikan keuntungan cukup besar. Hewan dijual kepada pedagang lain hanya untuk memudahkan penjualan dan membebaskan mereka dari pengurusan surat-surat kesehatan hewan dan perjalanan. Hewan qurban tidak hanya harus memenuhi syarat tidak cacat, aktif tetapi juga harus mempunyai surat bukti kesehatan hewan. Penggemukan hewan qurban memberikan keuntungan signifikan kepada peternak rakyat, tengkulak, dan pemasar di kota.
Qurban dalam jumlah besar dilakukan di kota-kota besar tapi di beberapa tempat yang mempunyai tradisi pulang kampung saat "Lebaran Idul Adha" masyarakat membeli hewan qurban dan berqurban di kampungnya sendiri. Dalam kaitannya dengan meningkatkan kegiatan ekonomi pedesaan, berqurban di kampung halaman ini cukup efektif.
Kini tradisi ini diperluas dengan qurban yang dilaksanakan secara online. Membeli hewan qurban online di Jakarta dan dipilihkan berqurban di lokasi yang paling perlu bantuan. Walaupun ada bukti pengiriman dan laporan pelaksanaan, tentu perlu juga pengawasan yang baik. Upaya baik perlu didukung agar lebih baik.