Gedung Balittro
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Setelah melalui masa yang panjang pasca transformasi BSIP, UPT ex Balitbang Pertanian kini memiliki nama baru. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah atau dikenal sebagai Balittro kini menjadi Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Rempah, Obat dan Aromatik (BPSI TROA).
Pasca terbitnya Perpres 117 Tahun 2022 tentang Kementerian Pertanian pada tanggal 21 September 2022, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bertransformasi menjadi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), keputusan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah BSIP menjadi paling dinanti.
Senin (06/02), Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13/2023 Tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Lingkup BSIP Kementan pun hadir. Dari Permentan tersebut diuraikan UPT ex Balitbang Pertanian mulai berganti nama sesuai dengan tupoksi baru yang diemban oleh BSIP yakni sebagai lembaga yang sebelumnya berfokus pada penelitian dan pengembangan pertanian menjadi standarisasi instrumen pertanian.
Salah satu UPT yang berubah adalah Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah atau dikenal sebagai Balittro kini menjadi Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Rempah, Obat dan Aromatik (BPSI TROA). Kepala Balittro yang sementara waktu ditugaskan menjadi Plt Kepala BPSI TROA, Dr. Ir. Evi Savitri Iriani, M.Si mengatakan, Balittro bertransformasi menjadi BPSI-TROA, dengan tusi yang baru yaitu pengujian standar instrumen tanaman rempah, obat dan aromatik termasuk memberikan layanan penilaian kesesuaian.
"Selain itu tusi barunya adalah pengelolaan produk standardisasi instrumen TROA dimana termasuk di dalamnya penyediaan benih. Hal baru lainnya adalah dimasukkannya aromatik sebagai bagian dari komoditas yg diampu oleh BSIP TROA," tuturnya.
Lebih lanjut Evi menegaskan dengan tusi standarisasi instrumen pertanian, komoditas rempah, tanaman obat hingga aromatik yang menjadi komoditas penting Indonesia semasa Pandemi COVID 19 hingga saat ini, bisa semakin terstandar baik secara kualitas maupun kuantitas. "Mudah-mudahan ke depan BPSI-TROA dapat mendukung peningkatan daya saing dan nilai tambah produk TROA melalui pengembangan dan penerapan standar," tuturnya.
Kepala BSIP Kementan, Fadjry Djufry menegaskan bahwa komitmen pemerintah dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern akan terus menggelora. Salah satunya melalui program Agrostandar yang kini diusung BSIP Kementan. "Kami telah mencanangkan berbagai langkah dalam program agrostandar, mulai dari penguatan lembaga, penguatan kolaborasi dengan mitra, hingga pengelolaan produksi benih atau bibit terstandar," katanya.
Fadjry menambahkan, program agrostandar mencakup lima hal. Pertama transformasi dan reorientasi manajemen baik kelembagaan, SDM, budaya kerja, dan digital, kedua penguatan kolaborasi multimitra baik internal (Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian) maupun eksternal (perguruan tinggi, pemerintah daerah, UMKM, pelaku usaha, petani, swasta, dan mitra internasional), ketiga model kawasan pertanian terstandar di seluruh Indonesia untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. "Keempat unit produksi benih/bibit terstandar (UPBS) untuk mendukung perbenihan dan kelima terbentuknya Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro)," jelasnya.
Hadirnya BSIP inipun diapresasi oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, hadirnya instrumen pertanian ini adalah sesuatu yang dibutuhkan besok harus makin modern.