Agrostandar BSIP
TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor -- Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian kini memiliki jargon Agrostandar untuk mengajak petani dan produsen olahan hasil pertanian menghasilkan produk unggul berkualitas dengan mengikuti program standar nasional Indonesia (SNI).
Di lokasi Gebyar Agro Standar, Sekretaris Kementerian Pertanian BSIP, Haris Syahbudin, dengan semangat menyatakan bahwa transformasi lembaga dari lembaga Penelitian menjadi BSIP adalah sebuah langkah besar menuju kesuksesan Agrostandar di Kementan.
"Jargon yang kami gunakan Agro Standar hebat, pertanian maju. Jadi kalau bicara Agro Standar kawan-kawan cepat nangkepnya, agro itu pertanian, standar itu ya standar, artinya pertanian berstandar," kata Haris.
Karena itu, Haris mengajak masyarakat pertanian untuk aktif mengikuti sertifikasi standar bibit dan produk olahan pertanian.
Dia menjelaskan bahwa standarisasi dari hulu ke hilir produk pertanian akan meningkatkan nilai penjualan bagi para petani.
Sebagai contoh, dalam Gebyar Agro Standar BSIP Kementan, mereka telah memperkenalkan beragam jenis mangga asli Indonesia yang sebelumnya sering ditolak saat diekspor ke luar negeri.
Sekarang, beberapa negara telah meminta ekspor mangga dari Indonesia, khususnya dari tiga kabupaten: Majalengka, Cirebon, dan Indramayu.
Haris juga menyampaikan bahwa hari ini mereka telah memulai upaya publikasi mengenai agro standar, sehingga masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pertanian berstandar.
Haris sangat mendorong petani dan produsen hasil pertanian untuk tidak ragu-ragu menerapkan standardisasi dari pembibitan hingga pengolahan hasil tani.
Dia mengungkapkan bahwa banyak petani dan produsen yang mungkin merasa bahwa menerapkan standar memerlukan investasi, termasuk alat, keahlian, dan keterampilan, sehingga terasa berat dari segi biaya.
Namun, ia juga menekankan bahwa ketika produk sudah memenuhi standar, harga jualnya juga meningkat.
Sebagai contoh, Haris mencatat bahwa para petani mangga di lokasinya sebelumnya biasanya menjual mangga dengan harga Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per buah.
Sekarang, setelah menerapkan standar dan menjualnya ke AEON, harga mangga dari petani telah naik menjadi Rp38 ribu per buah.
Kinerja Satu Tahun
Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) merayakan satu tahun perjalanan yang mengesankan! Dalam waktu singkat, BSIP telah membuktikan komitmennya dalam mengembangkan standar instrumen pertanian yang penting untuk pertumbuhan sektor pertanian kita.
Sejak diberikan mandat oleh Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2022, BSIP telah bekerja keras dalam koordinasi, formulasi, dan penerapan standar instrumen pertanian yang kritis.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyoroti nilai penting standarisasi dalam pertanian modern, dan peluncuran BSIP pada 16 Desember 2022 adalah tonggak bersejarah dalam mewujudkan visi ini.
Dalam setahun pertama, BSIP telah aktif dalam berbagai kegiatan strategis, termasuk penyusunan Rancangan Standar Instrumen Pertanian (RSNI3), diseminasi hasil standarisasi, produksi instrumen pertanian yang terstandar, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
BSIP juga telah aktif dalam berbagai Komite Teknis yang berfokus pada berbagai aspek pertanian, dari tanaman pangan hingga kesehatan hewan.
Plt. Kepala BSIP, Fadjry Djufry, menegaskan komitmen mereka untuk terus meningkatkan kualitas layanan kepada pemangku kepentingan guna mendukung pertanian Indonesia.
Tahun pertama BSIP lebih banyak berfokus pada memperkuat sumber daya manusia internal dan memperkenalkan diri kepada pemangku kepentingan.
Kini, BSIP siap untuk menghadirkan standar instrumen pertanian yang lebih baik kepada masyarakat.