Ayam Montok karena Suntik Hormon dan Transgenik?
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Pendapat yang menyebutkan bahwa daging ayam ras adalah produk transgenik merupakan pendapat keliru ,karena sesungguhnya bibit ayam ras yang beredar saat ini diproduksi dari hasil kegiatan peningkatan mutu genetik (genetic improvement) bukan teknologi transgenik.
“Bibit ayam ras yang banyak dipelihara oleh peternak kita diproduksi melalui tahapan panjang dimulai dari seleksi natural berdasarkan tampilan luar ayam. Jadi produk daging ayamnya dijamin bukan hasil dari kegiatan teknologi transgenik dan pastinya aman dikonsumsi ,” tegas praktisi kesehatan hewan, Drh Rakhmat Nuriyanto di acara Webinar tentang Gizi Ayam dan Telur untuk Meningkatkan Imunitas dan Kesehatan Tubuh, Selasa (25/05).
Rakhmat Nuriyanto menyayangkan beredarnya info di media masa dan media sosial yang menyebutkan bahwa ayam ras adalah produk transgenik . Seperti diketahui teknologi transgenik hingga kini masih jadi perdebatan di kalangan masyarakat.
Baca Juga : Mitos dan Fakta Seputar Daging Ayam dan Telur
Gencarnya kemunculan berita tersebut dikhawatirkan membuat orang menjadi ragu mengkonsumsi daging dan telur ayam ras, padahal kedua jenis bahan pangan tersebut bergizi tinggi dan penting dikonsumsi untuk dapat meningkatkan imun tubuh apalagi di masa pandemi Covid-19.
Rakhmat Nuriyanto menuturkan, bibit ayam ras itu dibuat melalui beberapa tahapan diawali kegiatan seleksi natural berdasarkan tampilan luar (fenotip) ayam.
Setelah seleksi ,dilakukan tahapan persilangan (cross breed). Sejak tahun 1990 para ahli genetika ternak telah bisa memetakan sifat-sifat genetik sehingga dipilih genetika yang baik sampai akhirnya bisa didapatkan bibit ayam (DOC Final Stock) yang banyak dipelihara peternak saat ini.
Tak Gunakan Hormon
Untuk ayam ras ini faktanya memang banyak muncul pertanyaan mengapa pertumbuhan badannya bisa demikian cepat? Saat ini bahkan di usia 35 hari bobot badan ayam ras pedaging (broiler) bisa mencapai 1,5 kg.
Menurut Rakhmat, disamping karena bibitnya sudah melalui proses seleksi sehingga secara genetika memang memiliki performa yang baik juga ditunjang oleh faktor lain seperti ketersediaan pakan yang kian berkualitas seiring kemajuan teknologi produksi pakan juga teknologi budidaya ternak yang kian modern yang mendukung peningkatan produktivitas ternak.
Baca Juga : Biar Besar, Ayam Broiler Disuntik Hormon?
“Karena ayam cepat besar lalu muncul tudingan bahwa peternak menggunakan hormon. Info demikian juga tak benar karena pemerintah Indonesia sudah lama melarang penggunakan hormon pertumbuhan di usaha budidaya peternakan,”jelas Pengurus Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) itu.
Ia menegaskan, disamping sudah dilarang, harga hormon pertumbuhan untuk ternak juga mahal sehingga tak mungkin peternak menggunakannya karena jelas akan meningkatkan biaya produksi ternaknya.
Terkait keraguan masyarakat apakah satu produk pangan merupakan hasil teknologi transgenik atau tidak Rakhmat Nuriyanto mengemukakan, yang pasti di Indonesia telah ada Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika (KKHPRG) .
Lembaga ini antara lain bertugas memberikan rekomendasi keamanan pangan yang beredar di tanah air. “Jadi tenang saja, ibaratnya kita sudah ada penjaga gawang sehingga bisa dijamin produk daging ayam dan telur ayam ras yang dijual di masyarakat aman untuk dikonsumsi,” tandasnya di kegiatan Webinar yang dipandu Duta Ayam dan Telur, Offie Natalia itu.