Bupati Sidrap Pimpin Rapat Koordinasi Stabilitas harga telur Ayam
TABLOIDSINARTANI.COM, Sidrap --- Bupati Sidenreng Rappang, Syaharuddin Alrif, mengambil langkah tegas dalam menjaga stabilitas harga telur ayam ras dengan menggelar rapat koordinasi sektor peternakan, Ahad (23/3) di Baruga Kompleks SKPD Sidrap. Rapat ini dihadiri para peternak, distributor, pedagang, penyuluh, serta instansi terkait guna menyamakan persepsi dan mencari solusi terbaik untuk keseimbangan harga.
Hadir dalam pertemuan ini, Penjabat Sekda Sidrap Andi Rahmat Saleh, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Siara Barang, Asisten Pemerintahan dan Kesra Muhammad Iqbal, serta Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Suharya Angriani.
Dalam sambutannya, Bupati Syaharuddin menegaskan bahwa sektor peternakan, khususnya produksi telur ayam ras, adalah salah satu pilar utama ekonomi Sidrap. Sebagai salah satu sentra produksi telur terbesar di Sulawesi Selatan, Sidrap membutuhkan kebijakan harga yang adil agar tetap menguntungkan bagi peternak tanpa memberatkan masyarakat.
"Kita ingin memastikan harga telur ayam ras stabil dan berkeadilan. Jika terlalu murah, peternak merugi. Jika terlalu mahal, masyarakat terbebani. Oleh karena itu, kita harus menemukan titik keseimbangan yang menguntungkan semua pihak, termasuk pedagang," ujar Syaharuddin.
Ia juga menekankan bahwa harga telur tidak boleh dikendalikan oleh sekelompok pihak tertentu yang bisa menyebabkan fluktuasi harga tidak wajar.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Sidrap, Suharya Angriani, dalam laporannya menyampaikan bahwa Sidrap merupakan salah satu daerah penghasil telur terbesar di Indonesia Timur. Saat ini, populasi ayam petelur di Sidrap mencapai 4.940.118 ekor dengan produksi harian sekitar 100.000 rak telur.
“Jika harga telur ayam ras berada di angka Rp45 ribu per rak, maka nilai transaksi telur di Sidrap mencapai Rp4,5 miliar per hari. Ini menunjukkan betapa besarnya peran sektor peternakan dalam perekonomian daerah,” jelas Suharya.
Sementara itu, Kabid Pembibitan dan Kesehatan Hewan, Haris Alimin, mengungkapkan bahwa adanya tiga versi stiker harga telur yang beredar di pasaran menyebabkan perbedaan harga.
“Kami ingin mendengar langsung masukan dari para pelaku usaha peternakan agar kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Dengan adanya rapat ini, diharapkan solusi terbaik dapat dihasilkan untuk menjaga keseimbangan harga telur di Sidrap dan menjadikannya barometer harga telur di Indonesia Timur. Keputusan yang diambil dalam pertemuan ini nantinya diharapkan dapat memberikan kepastian bagi peternak, distributor, dan konsumen demi menjaga stabilitas ekonomi daerah.