Kamis, 18 April 2024


Cara Kementan Antisipasi Lonjakan Permintaan Pangan untuk Puasa dan Idul Fitri 2019

09 Mei 2019, 09:40 WIBEditor : Ahmad Soim

Operasi pasar bawang merah salah satu cara Kementan atasi lonjakan permintaan pasar pada bulan Puasa dan Idul Fitri 2019, selain menambah produksi. | Sumber Foto:Edi S



TABLOIDSINARTNI.COM - Meningkatnya permintaan bahan pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), pada bulan puasa dan Idul Fitri 2019,   diantisipasi jauh-jauh hari oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dengan meningkatkan produksi berbagai komoditi pangan, sehingga bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Kami sudah mengantisipasi berbagai kebutuhan pangan seperti beras,  cabai dan bawang dengan menaikan produksi 20 - 30 persen, yang ditanam 2 - 3 bulan sebelumnya. Jadi, pertanaman kita tingkatkan," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi di kantornya, Selasa (7/5).
 
Menurut Agung, selain dari sisi produksi, masalah distribusi juga menjadi perhatian pemerintah, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena bahan pangan cukup.

"Untuk memudahkan masyarakat membeli bahan pangan, kami telah melakukan operasi pasar dan gelar pangan murah diberbagai tempat stategis," ujar Agung.

"Hari minggu lalu (5/5) Menteri Pertanian telah mengelontorkan bawang putih sebanyak 4 kontainer di Pasar Induk Kramat Jati dan disebar diberbagai lokasi, sehingga bisa terdistribusi  kemasyarakat secara luas dengan harga kisaran 25 - 30 ribu perkilogram," tambah Agung.

Menurut Agung upaya yang dilakukan melalui operasi pasar dan gelar pangan murah yang menjual bawang putih mampu mengerek harga sehingga terus turun.
 
"Efeknya memang tidak langsung. Tapi 2-3 hari ini harga bawang putih sudah turun. Di DKI Jakarta yang semula 50-60 ribu, sudah turun menjadi 40 ribuan, dan diharapkan akan terus turun dikisaran harga 25 - 30 ribu perkilonya," tambah Agung.

Dikatakan Agung, operasi pasar  juga dilakukan di beberapa daerah lain.
"Yogyakarta sudah melakukan OP, menyusul Lampung, Sumbar, dan beberala provinsi lainnya," jelas Agung lagi.

Lonjakan permintaan pangan menurut Agung, sifatnya hanya sesaat dan beberapa waktu saja.

"Keinginan ibu-ibu mempunya stok lebih banyak bawang, cabai biasanya 3 hari memasuki puasa ramadhan, setelah itu agak berkurang, dan seminggu sebelum lebaran ada sedikit kenaikan lagi," kata Agung.

"Ini sudah rutin dan setiap HBKN memang begitu. Namun kami sudah mengantisipasinya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," tambah Agung.

Ditambahkan Agung, untuk melakukan pemantauan ketersediaan dan harga pangan, pihaknya telah bersinergi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan Satgas Pangan untuk bersama-sama turun ke pasar.

Dikatakan  Agung, melalui upaya yang dilakukan, diharapkan harga ditingkat produsen tidak jatuh agar produsen terus semangat berproduksi.

"Disisi lain, harganya juga terjangkau oleh daya beli masyarakat," pungkas Agung.

Reporter : Edi S
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018