Kamis, 02 Mei 2024


Ayam Halal, Ayam Haram

12 Jun 2013, 11:10 WIBEditor : Ahmad Soim

Sebelum matahari penuh memancarkan sinarnya, Hajah Sudiati sudah bergegas menuju Pasar Depok Jaya di kawasan Depok, Jawa Barat yang tak jauh dari rumahnya. Tujuan utamanya ingin membeli ayam. Bukan berupa karkas, tapi ayam hidup yang kemudian dipotong oleh pedagang langganan dihadapannya.

Membeli ayam hidup untuk memenuhi kebutuhan lauk sehari-hari anggota keluarga sudah merupakan kebiasaan Hajah Sudiati dan sejumlah ibu rumah tangga muslim lainnya di tanah air. Dengan cara demikian tampaknya mereka baru merasa yakin produk ayam yang berasal dari pasar tradisional itu benar-benar dijamin kehalalannya.
“Menyediakan makanan yang halal bagi keluarga itu adalah tanggungjawab dunia akhirat saya sebagai ibu rumah tangga. Dengan cara melihat langsung proses penyembelihan, saya baru benar-benar yakin,” kata Sudiati yang mengaku senang berbelanja di pasar tradisional karena pedagang menyediakan jasa penyembelihan ayam.
Sri Rejeki, ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan juga mengaku tidak jarang membeli ayam yang dipotong di pasar. Menurutnya, dengan cara tersebut dirinya lebih yakin akan kondisi fisik ayam sebelum dipotong begitu juga dengan kehalalannya.
“Saya sering beli ayam yang dipotong di pasar, terutama untuk acara-acara tertentu. Di sini saya bisa memilih sendiri, terjamin juga ayamnya bukan gelonggongan dan sistem pomotongannya juga membaca basmallah. Saya memilih ayam langsung dan menyaksikan pemotongannya,” tutur Sri kepada Sinar Tani.
Andri, pedagang ayam di Pasar Minggu mengatakan, banyak konsumen memilih membeli ayam yang masih hidup baru kemudian dipotong di pasar karena alasan kehalalan dan kesehatan. Selain itu kesegaran ayam yang baru dipotong juga menjadi alasan lain. 
Sadeli, salahsatu penyuplai ayam kampung di Pasar Depok Jaya juga mengakui, terkadang konsumen membeli ayam hidup dan dipotong di depan matanya untuk membuktikan bahwa ayam tersebut dalam keadaan sehat atau tidak. ”Mereka lebih percaya kalau ayam tersebut sehat apabila dipotong di depan matanya,” katanya kepada Sinar Tani.
Nano, pedagang ayam di Pasar Depok Jaya mengungkapkan hal yang sama. Biasanya kata Nano, yang membeli ayam hidup di kiosnya adalah yang sudah menjadi langganan. ”Saya menjual ayam setiap hari itu ada yang sudah dipotong dan yang hidup. Dalam sehari kurang lebih bisa laku 50 ekor,” ujarnya.

Untuk informasi yang lebih lengkap baca EDISI CETAK TABLOID SINAR TANI (berlangganan Tabloid SINAR TANI.  SMS ke : 081317575066).

 

 

Editor : Ahmad Soim

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018