Tim Task Force Maporina jateng Sambangi Kabupaten Blora
TABLOIDSINARTANI.COM, Blora --- Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si, menerima dengan baik kunjungan kerja Tim Task Force Maporina Provinsi Jawa Tengah. Kedatangan tim Maporina dalam rangka sosialisasi visi dan misi disambut Bupati di ruang tamu pendopo rumah dinas Bupati.
Kabupaten Blora menjadi prioritas pertama kunjungan kerja Tim Task Force Maporina Jawa Tengah. Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten yang memiliki cakupan wilayah luas. Dengan bentang darat seluas 1.820,59 km⊃2; kabupaten Blora dibagi menjadi 16 kecamatan, 24 kelurahan dan 271 desa.
Berjarak 122 km.dari ibukota provinsi, Semarang, Blora terletak di antara 111°016' s/d 111°338' Bujur Timur dan diantara 6°528' s/d 7°248' Lintang Selatan,
Penggunaan areal terbesar dari wilayah kabupaten Blora adalah berupa hutan. Meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 ?n sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, perkebunan rakyat dan lain-lain yakni 24,96 %
Saat ini, komoditas padi dan jagung menjadi komoditas utama pertanian yang dihasilkan oleh petani Blora. Produksi padi tahun 2021 mencapai 490.209 ton. menduduki posisi 6 besar, sementara itu produksi jagung sebesar 369.054 ton menduduki peringkat ke 2 di provinsi Jawa Tengah.
Blora juga menghasilkan sayur-mayur dalam jumlah yang cukup besar. Tanaman sayuran yang menonjol berupa bawang merah, cabai besar, cabai rawit, ketimun, tomat, terung, bayam, kacang panjang dan kangkung.
Tanaman perkebunan yang berkembang baik adalah kelapa seluas 454,56 Ha; tebu seluas 3.785 Ha dan tembakau seluas 1.833 ha.
Pada kesempatan tersebut Ketua TIM Task Force Maporina Jateng, Ir. Agus Purwokodjati, menyampaikan kepada Bupati Blora bahwa Maporina ( Masyararkat Petani dan Pertanian Organik Indonesia ) sebagai organisasi massa non profit mengajak semua pihak untuk mewujudkan pertanian organik di kabupaten Blora.
“Dengan perlakuan teknologi back to nature diharapkan dapat memulihkan kesuburan tanah, meningkatkan produksi pertanian dan menyediakan pangan sehat bagi masyarakat luas” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Blora, Arief Rohman menyatakan bahwa ajakan Maporina tersebut sejalan dengan program Kabupaten Blora.
“Kami telah menyusun roadmap, program kerja untuk menuju Pertanian Mandiri yang bebas dari subsidi. “ katanya.
Sebagai gambaran Arief mengatakan bahwa masalah utama yang dihadapi masyarakat Blora adalah Infra struktur jalan, yang terus digenjot pengerjaannya, air bersih dan ketersediaan pupuk.
Lebih lanjut, Bupati yang dikenal aktif berupaya mencarikan jalan bagi kemakmuran rakyatnya tersebut mengatakan, bahwa sejak awal tahun 2023 di Kabupaten Blora telah melaksanakan program Gerakan Masif Menjadikan Kotoran Ternak Bermutu dan Bermanfaat yang disingkat “GERAKAN SEJUTA KOTAK UMAT”
“Sehingga apabila quota pupuk bersubsidi makin berkurangpun tidak terlalu menjadi masalah bagi kami. Dengan potensi sapi sebanyak kurang lebih 285.000 ekor, jumlah pupuk kandang yang dihasilkan, menurut perhitungan kami, sudah dapat mencukupi kebutuhan pupuk di kabupaten Blora” ujarnya.
Arif menambahkan komunitas pertanian organik di Kabupaten Blora juga sudah mulai tumbuh. Dengan bantuan dan kerjasama dari beberapa perusahaan BUMN, beberapa kelompok tani sudah berhasil memproduksi bahan pangan organik.
Bupati Blora menghimbau agar Maporina dalam aksinya dapat difokuskan pada 1 desa, “ Sehingga before after nya dapat dilihat secara nyata” katanya. “ kalau sudah berhasil baik, program kegiatan akan mudah di kembangkan ke desa-desa lain” imbuhnya.
Saat ini menurut Arief, di Blora sudah mulai tumbuh sentra tanaman hortikultura, terutama buah-buahan. Diantaranya sentra buah durian, baik varitas lokal maupun varitas dari luar. Sebagai bukti tim Maporina disuguh buah durian “Musangking” asli keluaran Blora.
Selanjutnya Tim meluncur ke desa Gondel, kecamatan Kedung Tuban calon lokasi Demfarm Padi Penggunaan pupuk organik bantuan Maporina.
Namun sebelum sampai, Tim sempat mampir dan bertemu dengan seorang tokoh Sesepuh masyarakat adat “Samin” sekaligus Ketua Paguyuban Kerukunan Sedulur Sikep Blora Pramugi Prawiro Wijoyo atau akrab disapa Mbah Pramugi.
Ditanya tentang tanggapan misi Maporina untuk mengajak masyarakat Petani kembali kea lam, Pramugi sangat setuju dan mendukung. Di kelompok taninya sendiri sudak sejak lama mengurangi pupuk kimia dan menambah penggunaan pupuk kandang.
Ketika berjumpa dengan Suko Hadiwiyono, Kepala Desa Gondel, Kedung Tuban, ternyata ia sangat antusias menyambut tawaran pelaksanaan Demfarm Padi Pupuk Organik dari Maporina.
“ Didesa kami ini sudah 7 musim tanam mengalami gagal panen “ kata Suko. “ Penyebabnya bermacam-macam, ada karena serangan hama, serangan virus, tetapi menurut pengamatan kades yang sarjana farmasi tersebut, akar permasalahnya pada : “ Struktur tanah sudah rusak” ujarnya. “ Petani di daerah kami, untuk menggapai produksi yang tinggi, selalu menggunakan pupuk kimia, pestisida dan herbisida sepuas hatinya. Sehingga tanah sawah menjadi lumer sepert bubur.” tambahnya.
Dengan adanya penawaran dari Maporina untuk membantu pupuk organik dalam bentuk Demfarm, Suko berharap dapat memulihkan kesuburan tanah. Mengembalikan kesuburan, fisik, kesuburan kimia dan kesuburan biologi tanah..
Mengetahui antusias para pemangku kepentingan di Blora, Tim Task Force Maporina Jateng merasa optimis, pertanian organik di Blora akan cepat berkembang.
Tim Task Force yang ditugasi ke Blora pada adalah Agus Purwokodjati, Fx, Supardiman, Edy Darmanto, Eko mardiyanto, Etty Santoso dan Djoko W serta Hadi Sucahyono. Yang disebut terakhir pada waktunya kan menjadi pendamping kegiatan Maporina di Kabupaten Blora.
Kabupaten Blora yang berada diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, juga dikenal sebagai daerah penghasil kayu jati kualitas terbaik di dunia. Disamping itu Blora juga merupakan salah satu daerah yang memiliki cadangan minyak yang besar di perut buminya. Daerah ini memiliki beberapa lapangan minyak dan gas yang dioperasikan oleh beberapa perusahaan.
Reporter : Djoko W