Sabtu, 19 April 2025


Belajar Dari Nol, Parmin Sukses Beternak Bebek di Lahan Food Estate

19 Peb 2022, 10:27 WIBEditor : Yulianto

Parmin, Ketua Kelompok Ternak Jaya Makmur

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Banyak potensi yang bisa didapat dari beternak itik, mulai dari telur, daging, day old duck (DOD) hingga limbah kotoran Itik yang dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian. Hal itulah yang dirasakan Ketua Kelompok Ternak Jaya Makmur, Parmin yang beternak itik di kawasan food estate, Desa Belati Siam, Kalimantan Tengah.

Bagi Parmin yang tinggal di Desa Belatin Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimatan Tegah, beternak itik adalah hal yang baru. Pria yang berprofesi sebagai petani padi ini mulai diperkenalkan tentang beternak itik melalui program food estate di desanya.

Dari program ini pula, Parmin mendapatkan bantuan 1.060 day old duck (anakan Itik), kandang, dan pakan juga pelatihan dan pendampingan hingga sekarang. “Awalnya saya tidak tahu sama sekali tentang budidaya Itik,” katanya saat webinar Melirik Peluang Bisnis Ternak Bebek yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani di Jakarta, Rabu (16/2).

Namun dengan adanya program food estate, dirinya mendapatkan bimbingan dan pendampingan dari Balai Penelitan Ternak cara beternak itik, pengolahan pakan hingga pengolahan limbah peternakan itik. Bahkan beternak itik, kini petani bisa memiliki kegiatan sampingan yang bisa meningkatkan perekonomian keluarga diluar profesi sebagai petani.  

“Dari beternak itik, Alhamdulillah hasilnya sudah kami rasakan dan saya sangat berterimakasih sekali sudah dibantu dan beternak Itik ini bermanfaat buat petani disini,” ungkap ketua Kelompok Ternak Jaya Makmur ini.

Dari total 850 ekor Itik yang dipelihara, Parmin bisa memanen 790 butir telur Itik segar dan dijual dengan harga Rp 2 ribu/ekor. Diakui, dengan mengolah menjadi telur asin, bisa menambah pemasukan  karena harga telur asin di tempat produksi Rp 3 ribu dan di warung makan bisa mencapai Rp 5 ribu.

Meski sudah diajarkan cara mengolah telur Itik menjadi telur asin, namun Parmin mengaku belum berani untuk menjual produk olahan telur asin. Alasan Parmin, dirinya masih perlu banyak perbaikan agar bisa menghasilkan telur asin berkualitas yang diminati konsumen.   

Bagi Parmin, beternak itik di area food estate tidak sulit mendapatkan pakan berkualitas. Dedak sebagai bahan pakan utama sangat mudah didapat, karena 98% masyarakat di Desa Belatin Siam adalah petani padi. “Untuk tepung ikan kita juga mudah mendapatkan karena disini dekat laut jadi kita bisa pesan ke nelayan. Harga dedak Rp 2.500/kg sedangkan harga tepung ikan sekitar Rp 2.700/kg,” tambah Parmin.

Bahkan kini Parmin juga sudah membudidayakan maggot sebagai tambahan pakan ternak. Selain telah menguasi cara meracik pakan, penetasan sehingga bisa memproduksi DOD, Ramin kini telah mengolah limbah kotoran itik yang dulu tidak bermanfaat menjadi pupuk pertanian.

“Mayoraitas disini petani padi, jadi kalau habis kemarau panjang  itu zat asam ditanah akan naik dan penanggulanganya dengan memberikan pupuk dari korotan itik,” ujarnya

Reporter : Herman
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018