Minggu, 18 Mei 2025


Farahdibha Tenrilemba, Suara Perempuan Indonesia di Digital Empowerment Summit 2025

27 Apr 2025, 07:46 WIBEditor : Herman

Farahdibha Tenrilemba, Dalam Digital Empowerment Summit 2025 yang berlangsung di New Delhi, India

TABLOIDSINARTANI.COM, New Delhi --- Suara perempuan Indonesia kembali menggema di panggung dunia. Farahdibha Tenrilemba, seorang pemerhati pemberdayaan perempuan dan pembangunan inklusif, tampil meyakinkan sebagai pembicara dalam Digital Empowerment Summit 2025 yang berlangsung di New Delhi, India

Di forum bergengsi yang mempertemukan perwakilan pemerintah, pelaku industri, dan jejaring negara-negara G20 itu, Farahdibha membawa isu yang selama ini sering luput dari perhatian.

Mulai dari pentingnya sistem keuangan yang benar-benar inklusif dan berpihak pada perempuan, terutama mereka yang hidup di wilayah pedesaan.

Sebagai Senior Expert dalam Komunikasi Pembangunan dan Pemberdayaan Perempuan, juga Sekretaris Jenderal Wanita Tani Indonesia HKTI, Farahdibha berbicara berdasarkan pengalaman nyata di lapangan.

Ia menceritakan perjuangan para perempuan desa yang harus membagi waktu antara mengolah lahan pertanian, mengurus keluarga, dan membesarkan anak-anak, sambil menghadapi keterbatasan akses terhadap layanan keuangan.

"Mereka memiliki semangat, kemampuan, dan daya tahan luar biasa. Namun sistem yang ada belum cukup dirancang untuk mendukung mereka," ungkap Farahdibha di hadapan peserta forum dalam sesi Global South Dialogue on Financial Inclusion.

Lebih dari sekadar menggugah kesadaran, Farahdibha membagikan berbagai inisiatif konkret yang sedang berjalan di Indonesia.

Ia menyoroti peran kelompok tani dan kelompok wanita tani yang memperkuat ekonomi berbasis komunitas, program pembiayaan tanpa agunan seperti Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), serta pemanfaatan teknologi digital yang membuka akses pelaku usaha mikro perempuan ke pasar yang lebih luas.

Ia juga menyinggung langkah besar pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan nasional dengan target ambisius: 90 persen inklusi keuangan pada 2024, dengan prinsip kesetaraan gender sebagai fondasinya.

Indonesia, kata Farahdibha, kini berada di posisi strategis untuk membentuk masa depan kerja sama ekonomi Global South, seiring dengan status barunya sebagai anggota BRICS.

Menurutnya, masa depan keuangan digital akan bergantung pada seberapa besar perempuan dilibatkan, baik dalam perancangan maupun dalam implementasi kebijakan.

"Inklusi keuangan bukan sekadar fasilitas tambahan. Ini adalah hak dasar yang harus dijamin untuk semua warga negara, terutama mereka yang selama ini tidak terdengar," tegasnya.

Di akhir sesi, Farahdibha juga menyampaikan apresiasinya kepada para penggagas dan penyelenggara forum.

"Sapiens Research, Rimjhim Gour, dan The Future Shift Labs, yang telah membuka ruang bagi suara negara-negara berkembang untuk ikut membentuk agenda global.

Melalui penampilannya di forum internasional ini, Farahdibha menunjukkan bahwa perempuan Indonesia bukan hanya berbicara soal perubahan, mereka adalah bagian dari perubahan itu sendiri.

Reporter : Rafi
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018