Rabu, 11 Desember 2024


Cetak Sawah Baru, Ini Kata Wakil Mentan

25 Sep 2024, 12:32 WIBEditor : Yulianto

Wamentan, Sudaryono saat kongres pertanian Indonesia yang diselenggarakan Ikatan Alumni IPB, Selasa, (24/9). | Sumber Foto:Humas Kementan

TABLOIDSINARTANI.COM. BOGOR---program cetak sawah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Program tersebut menjadi solusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan nasional ditengah meningkatnya jumlah penduduk.

Demikian alasan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengapa Indonesia harus mencetak sawah. "Tanpa cetak sawah kita mau makan apa? Coba anda bayangkan penduduk kita tambah besar, yang makan tambah banyak, sementara sawah kita tambah sedikit. Betul intensifikasi sudah kita lakukan, tapi kita juga harus melakukan ekstensifikasi yaitu cetak sawah, tentunya itu juga untuk menjaga ketahanan pangan nasional," ujar Sudaryono saat memberi arahan pada kongres pertanian Indonesia yang diselenggarakan Ikatan Alumni IPB, Selasa, (24/9).

 

Selain cetak sawah, pemerintah juga tengah melakukan program optimalisasi lahan rawa sebagai upaya meningkatkan produksi. Hingga September 2024 ini, realisasi pada program tersebut telah mencapai 95 persen dari target penggarapan 40 ribu hektare lahan yang berlokasi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan, mekanisme optimalisasi lahan rawa telah menggunakan mekanisasi pertanian seperti drone, traktor, combain harvester, dan penggunaan benih unggul hingga pendampingan pemerintah secara intens.

"Kalau ini berhasil kita sudah hitung Indonesia bisa surplus beras secara besar. Karena itu, cetak sawah harus kita lakukan karena suka tidak suka kita itu kehilangan sawah setiap tahun. Jadi kalau orang bilang cetak sawah itu bukan solusi, maka saya katakan solusi selain cetak sawah itu apa? Kan tidak ada selain cetak sawah, dan tentunya itu untuk menuju swasembada pangan," Tegasnya.

Sejauh ini, menurut Wamentan Sudaryono, Kementerian Pertanian juga telah berhasil menambah luas areal tanam hingga 1,3 juta hektar melalui program pompanisasi. Ia menyebut capaian tersebut merupakan kerja keras bersama, termasuk para petani seluruh Indonesia. 

"Yang kita lakukan hanya menambah luas tanam yang berarti dari yang tadinya satu kali tanam bisa dua kali tanam. Begitu juga yang dua kali tanam bisa tiga kali tanam. Ini sudah berhasil karena pola kerja Kementan sekarang berbeda dengan dulu. Sekarang semua eselon 1, 2 dan seterusnya kantornya di lapangan," katanya.

Untuk itu, pemerintah telah mencanangkan dalam 5 tahun ke depan akan mencetak sawah baru seluas 3 juta hektare. Upaya tersebut penting dilakukan untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. "Dalam waktu dekat kita targetkan kita swasembada dan seterusnya adalah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," katanya.

Ketua Ikatan Alumni Fakultas Pertanian IPB, Octen Suhadi mendukung upaya kementan dalam membangun pertanian melalui program cetak sawah 3 juta hektar yang akan dikerjakan tahun depan. Menurut Octen, program tersebut merupakan program yang sangat tepat untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Kami dari ikatan keluarga alumni fakultas pertanian mendukung program cetak sawah 3 juta hektar yang dilakukan oleh Kementan. Kami berharap seluruh alumni IPB bisa berkontribusi secara nyata pada program tersebut," jelasnya.

Reporter : Julian
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018