Rabu, 21 Mei 2025


Tumpang Selir Jagung, Lahan Kering Tak Lagi Menganggur

06 Jun 2022, 09:56 WIBEditor : Yulianto

Tumpang selir jagung

TABLOIDSINARTANI.COM, Sumenep---Lahan kering selama ini identik dengan kemiskinan. Alasannya karena sebagian besar lahan kering memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah. Lahan tersebut juga memiliki tingkat erosi tinggi, sehingga lapisan olah tanah menjadi tipis dan kadar bahan organik yang rendah.

Apalagi kondisi topografi juga kurang mendukung dan sistem pengairan tergantung pada curah hujan. Akibatnya, banyak petani yang tinggal di lahan kering menganggap wilayahnya tidak berpotensi dan memberikan harapan bagi perbaikan hidup.

Joko Wardi, Penyuluh Pertanian Kabupaten Sumenep mengatakan, hampir 75 persen masyarakat yang tinggal di wilayah lahan kering memilih bekerja sampingan. Bagi, petani, pemilihan komoditas yang ditanam menadi aspek yang menentukan kehidupan mereka. Karena itu, pelaku utama usahatani harus mempertimbangan aspek sosial budaya, aspek teknis budidaya, dan aspek religius.

Umumnya petani yang hidup di lahan kering sangat terbatas pengetahuan dalam pengolahan lahan pertanian. Dalam pembukaan lahan pertanian, dilakukan secara saderhana dengan sistem tebas bakar. Umumnya budaya membersihkan lahan habis panen dengan cara membakar, hanya sekitar 25 persen yang menggunakan untuk pakan ternak.

Dalam pemberian pupuk, petani juga seadanya (tidak berimbang). Bahkan penggunaan herbisida untuk membasahi rumput/semak belukar secara berlebihan. Mirisnya lagi, mereka kerap menebang hutan lindung secara liar untuk bahan bakar atau bangunan dan kegiatan lainnya. Masalah lain yang dihadapi petani di lahan kering adalah kekurangan modal.

Menurut Joko, salah satu wilayah yang banyak terdapat lahan kering berada di Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Madura. Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Talango yang terletak disebrang timur Pulau Madura (±2 mil) merupakan bagian wilayah Kabupaten Sumenep.

Kecamatan Talango mempunyai luas baku lahan 5.026,71 hektar (ha). Dari luasan tersebut ada sekitar 3.839 ha merupakan lahan kering (tegalan). Selama ini sebagian besar petani (88,5 persen) hanya memanfaatkan lahan kering tersebut satu kali dalam setahun. Sedangkan 11,5 persen petani melakukan pola tanam tumpang sari, dan hanya 4,75 persen petani yang berusahatani hortikultura di musim kemarau.

Dari hasil kaji terap, terbukti tumpang selir menguntungkan petani. Baca halaman selanjutnya.

 

Reporter : Joko Wardi
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018