Gedung Kementerian Pertanian
TABLOIDSINARTANI.COM, JAKARTA---Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian meluncurkan aplikasi Sistem Audit Berkelanjutan atas Program Pembangunan Pertanian (Sabertani) dan The Agriculture Risk Management System (ARMS/Brisma Sakti). Aplikasi tersebut diharapkan dapat membantu tata kelola pengawasan dan mencegah resiko dalam program pembangunan Pertanian.
Plt. Irjen Kementerian Pertanian, Kasdi Soebagyono mengatakan, beberapa hal yang patut dicermati sebagai upaya proyek perubahan adalah tidak hanya menyelesaikan tugasnya, tapi juga manfaat aplikasi untuk tata kelola pengawasan Itjen Kementan dan pengawasan umumnya.
“Aplikasi Sabertani dan Brisma Sakti satu ide yang cukup baik untuk pengawasan Itjen Kementan. Apalagi peran pengawasn internal, insurance, consulting dan early warning sangat utama dan penting. Bahkan bermanfaat dalam pengawasan dan pengendalian,” kata Kasdi saat peluncuran Sibertani dan Brismasakti di Jakarta, Selasa (26/10).
Kasdi menilai, ada banyak keuntungan dengan adanya dua aplikasi ini, terutama dalam proyek perubahan untuk pengawan di Kementerian Pertanian. Dengan Brismasakti, resiko program kegiatan sektor publik yang selama ini belum terukur dengan cermat, bisa lebih baik. “Selama ini kalau ada kesalahan justru saling menyalahkan. Hal ini ini tidak boleh terjadi lagi. Apalagi sudah ada SOP dan ada analisas resikonya,” katanya.
Kasdi berharap aplikasi Sabertani dan Brismasakti bisa memudahkan Itjen Kementan dalam pengawasan, mencermati pengawasan, akurasi pengawasan, dan kecepatan pengawasan. “Keuntungannya diantaranya, terbangun early warning system dalam pengelolaan keuangan dan anggaran pemerintah,” ujarnya Kasdi yang juga sebagai Sekjen Kementan.
Keuntungan lainnya menurut Kasdi yang juga menjabat Sekjen Kementerian Pertanian ini adalah tersedia hasil audit yang bisa digukan untuk mengambil keputusan secra real time, meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dana kinerja eselon 1 di Kementan, peningkatan efsiensi SDM dalam kegiatan pengawasan.
“Selain itu sebagai alat untuk mencegah korupsi dan peningkatan efisiensi penggunaan anggran, termasuk mengurangi penggunaan paper, karena semua sudah serba digital,” tuturnya. “Aplikasi ini juga kami harapkan dapat memberikan evaluasi terhadap program di kemenetan, menyediakan informasi pengawasan untuk pengembalian keputusan lebih cepat,” tambah Kasdi.
Sementara itu Sekretaris Itjen Kementan, Suprodjo mengatakan, aplikasi Sabertani dan Brismatani ini terkait dengan kebijakan Itjen Kementan ke depan dalam pengembangan pengawasan berbasis IT. Apalagi perkembangan global yang menutut perubahan dengan cepat dan membutuhkan ketepatan, serta keakuratan.
Karena itu, Itjen Kementan juga harus beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Dengan teknologi informasi, kita melakukan pengawalan dan pengawasan. “Bisnis Itjen adalah Governent Risk Control, sehingga tidak ada kata lain, selain melakukan digitalisasi dalam atifitas pengawasan,” katanya.