TABLOIDSINARTANI.COM, Sukabumi --- Sektor pertanian kian menggeliat, banyak komoditas yang semakin menembus ekspor. Menteri Pertanian Amran Sulaiman bahkan menyatakan sektor pertanian tidak hanya padi dan jagung semata.
"Ada 460 komoditas di dalam sektor pertanian. Itu yang harus kita perhatikan," tukas Menteri Amran saat acara Apresiasi Kementerian Pertanian terhadap kinerja ketahanan pangan di Kabupaten Sukabumi dalam rangka mendukung program Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045, Kamis (21/2).
Satu komoditasnya adalah manggis dan Indonesia merupakan negara eksportir, dengan peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, China, Kenya, dan Thailand.
Sekitar 25 persen produksi manggis diekspor ke beberapa negara seperti ke China, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia, Prancis, Belanda dan lainnya.
Melansir data BPS, volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton, naik 324 persen dibandingkan 2017 yang hanya 9.167 ton.
Sedangkan nilai ekspor 2018 tersebut mencapai Rp 474 miliar naik 778 persen dibandingkan 2017 Rp 54 miliar.
"Ini merupakan peningkatan yang sangat besar. Karena kami membuat akses langsung pasar dari Indonesia ke China, Hongkong, dan berbagai negara tujuan lainnya. Dulu transit dulu ke Malaysia, baru ke negara tujuan eksopor. Itu point pentingnya. Artinya apa? Kesejahteraan petani meningkatkan karena added value (nilai tambah -red) dinikmati petani," papar Amran saat melepas ekspor manggis sebanyak 92 ton ke Tiongkong senilai Rp 2,76 Miliar.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan dalam tahun 2018, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok memberikan layanan sertifikasi untuk ekspor buah manggis sebanyak 16.271 ton atau senilai Rp 448, 127 milyar.
Dari jumlah tersebut ekspor manggis yang berasal dari kabupaten Sukabumi mencapai 2.211 ton atau senilai Rp 66,327 Milyar.
"Kontribusi kabupaten Sukabumi terhadap total ekspor manggis selama tahun 2018 kurang lebih 13,59 persen dari total ekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok," kata Ali.
Bahkan Anggota DPR Ri, Dewi Asmara mengakui bahwa dari capaian produksi dan ekspor, kinerja pertanian semakin membaik.
"Kinerja pertanian di Sukabumi pun semakin lama semakin baik. Ini yang harus kita syukuri. Petani Sukabumi pada kesejahtera,"
Terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi optimis ekspor hortikultura khususnya manggis.
Upaya yang dilakukan yakni mendorong kawasan sentra manggis terbesar yakni Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, Bali, NTB maupun Banten meningkatkan kualitas mutu manggis dan registrasi kebun.
"Bantuan bibit manggis 2019 sebanyak 2019 sekitar 211 ribu batang. Dan bersama Badan Ketahanan Pangan membina packaging house sehingga memenuhi standar ekspor," tuturnya.
Terus Bertumbuh
Ekspor komoditas pertanian secara keseluruhan dari 2016 hingga 2018 terus bertumbuh 29 persen.
Nilai ekspor 2016 sebesar Rp 384,9 triliun, sementara pada 2018, angkanya naik menjadi Rp 499,3 triliun.
"Kemudian ada yang menarik jarang terekspor yakni kurun waktu empat tahun terakhir, produk domestik bruto (PDB -red) sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Tahun 2014 sebesar Rp 906,1 Triliun dan di 2018 meningkat menjadi Rp 1.460 triliun, sehingga naik kurang lebih Rp 470 sampai Rp 500 triliun," beber Menteri Amran.
Menurutnya, akumulai kenaikan PDB sektor pertanian 2014 hingga 2018 yakni Rp 1.370 triliun, lebih dari separuh APBN per tahun.
"Ini kenaikan yang luar baisa, kenaikan yang sangat tajam yang dilakukan pemerintah terhadap petani. Ini yang harus diketahui publik. Jangan dipersepsikan bahwa pertanian itu cuma beras, jagung. Di situ persoalannya. Padahal ada 460 komoditas pertanian," tegas Amran.
Pada acara Apresiasi Kementerian Pertanian terhadap Kinerja Ketahanan Pangan di Kabupaten Sukabumi, Menteri Amran menyalurkan bantuan kepada petani dan santri milenial. Yakni berupa bantuan domba untuk 40 kelompok ternak masing-masing 25 ekor. Kemudian 4.00 ekor bibit ayam berikut pakan 8 ton, obat-obatan dan vitamin untuk Kelompok Usaha Bersama santri milenial Pondok Pesantren Nurul Huda. Selanjutnya bibit ayam 567.950 ekor untuk 11.359 rumah tangga miskin (RTM), bantuan berupa mangga, durian dan manggis 500 pohon.
Termasuk aneka benih sayuran dan 150 unit pengemasan untuk pengembangan kawasan fasilitasi pasca panen dan pengolahan, kemudian bantuan benih pala dan kelapa. Bantuan pun berupa traktor roda 2, cultivator dan pompa air.