TABLOIDSINARTANI.COM, Bandar Lampung---Mendengar kata telur asin, kita pasti terbayang telur bebek. Namun Fakultas Pertanian Universitas Lampung memberikan alternatif lain dengan menawarkan telur asin ayam.
“Kami telah menghasilkan telur asin ayam layer,” kata Prof. Dr. Ir. Irwan Syukri Banuwa, M.Si, Dekan Fakultas Pertanian Universias Lampung kepada tabloidsinartani.com, beberapa waktu lalu. Selama ini menurut Irwan, telur asin berasal dari telur bebek dan sentral produksinya ada di Brebes, Jawa Tengah.
Sementara itu Lampung diakui, bukan sentra produksi telur bebek, tapi merupakan sentra telur ayam. Posisi Lampung berada diurutan ke tujuh nasional sebagai penghasil telur ayam ras. “Pada saat over supply, peternak ayam petelur kan kewalahan, karena serapannya dibawah ketersediaan, sehingga harga telur anjlok,” katanya.
Karena itu sebagai solusi bagi peternak ayam petelur ini, Irwan mengatakan, pihaknya berinovasi dengan membuat menjadi telur asin. Ternyata peminatnya cukup banyak dan tidak kalah dari sisi kualitas. Bahkan bersaing dari sisi harga dengan telur asin bebek.
Misalnya, kalau harga telur ayam ras 1 kg isinya 16 sebesar Rp 24 ribu, maka 1 butir kira-kira sekitar Rp1.500-an. Dengan biaya pembuatan menjadi telur asin kira-kira sekitar Rp100/butir, sehingga harganya sekitar Rp 1.600/butir.
Dibandingkan dengan telur asin dari bebek, harganya mungkin sudah mencapai Rp 4 ribuan. Artinya harga telur asin ayam harganya separuh dari harga telur asin bebek.
Namun Irwan mengkaui, persoalannya adalah karena jumlah produksi telur ayam di Lampung mencapai jutaan butir. Karena itu, perlu percepatan proses produksi (telur asin ayam).
Secara tradisional menurut Irwan untuk membuat telor asin bebek memerlukan waktu sekitar 21 hari. Namun dengan alat prototype yang sudah dikembangkan FP Unila hanya perlu tiga hari dengan kadar garam yang bisa diatur.
“Saat ini sedang disurvei yang paling diminati itu telur asin ayam kadar garam sekitar 2,5 persen. Nah ini masih dalam bentuk original semua,” katanya. Bahkan telur asin ayam sudah banyak diterima pimpinan di tingkat provinsi dan kabupaten. “Mudah-mudahan nanti kita akan mengembangkan telur asin dari telur ayam ras atau biasa kita sebut telur asin ayam layer,” tambahnya.