Kamis, 18 April 2024


Penyuluh Bersama Petani, Ayo Hasilkan Produk Berdaya Saing

10 Sep 2019, 12:31 WIBEditor : Gesha

Penyuluh bersama petani harus memiliki skill agribisnis agar bisa menghasilkan pertanian berdaya saing | Sumber Foto:ISTIMEWA

TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor --- Penyuluh pertanian sekarang ini harus mampu menghasilkan produk yang berdaya saing, khususnya pada era perdagangan bebas sekarang ini. 

"Dalam perdagangan bebas, kata kedaulatan pangan yang diidentikkan menjadi melindungi produksi dalam negeri dengan berbagai cara, ini menjadi masalah di dunia internasional," tutur Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Momon Rusmono saat dalam Focus Group Disscusion (FGD) Sistem Penyuluhan Pertanian di Era 4.0 di Bogor, Selasa (10/9).

Momon mencontohkan kasus ayam dengan Brazil yang sudah bergulir di World Trade Organization (WTO). Begitupula kasus komoditas pertanian Indonesia di Amerika Serikat dan Selandia Baru. "Orientasi kedaulatan pangan kita, dianggap lebih kepada proteksi yaitu dengan mengutamakan produksi dalam negeri saja bisa masalah," tuturnya.

Karena itu, Momon berpesan agar Indonesia bisa melawannya melalui orientasi yang berbeda, yaitu bagaimana penyuluh bersama petani bisa menghasilkan komoditi yang berdaya saing. "Melalui Good Agricultural Practices (GAP) dan lainnya. Karenanya penyuluh harus bisa menghasilkan produk berdaya saing," tuturnya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi menuturkan penyuluh bisa menghasilkan komoditas berdaya saing, yaitu dengan produkstivitas tinggi namun berbiaya rendah yang artinya memiliki efisiensi tinggi.

Prof Dedi menambahkan, SDM dalam hal ini penyuluh adalah pengungkit dari efisiensi yang utama sebab mereka yang bisa memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan infrastruktur serta inovasi Iptek. "Dari penggunaan varietas unggulan, teknologi mengolah tanah, penggunaan sistem jajar legowo juga implemementasi teknologi pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sehingga dampak OPT bisa ditekan seminimal mungkin," bebernya.

Skill Agribisnis

Guru Besar dari IPB University yang juga pakar penyuluhan pertanian, Prof Sumardjo menuturkan penyuluh setidaknya harus bisa memiliki skill agribisnis agar bisa menghasilkan komoditas yang berdaya saing. "Mereka harus paham sistem agribisnisnya, apa yang dibutuhkan pasar penyuluh harus bisa membacanya. Apa yang dibutuhkan petani,  biasanya dibutuhkan oleh pasar," bebernya.

Prof Sumardjo menjelaskan berdaya saing itu berarti efektif, efisien dan bermutu. "Dimana bermutu adalah mampu diserap oleh pasar. Sehingga penyuluh harus paham betul sistem agribisnis ini. Terutama informasi-informasi teknologi maupun pasar," tuturnya.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Irjen Kementan, Justan Siahaan yang berharap agar penyuluh mampu menjadi sumberdaya manusia yang memiliki skill bisnis bertani. "Sehingga petani akan terus menantikan penyuluh untuk bisa datang. Berbeda kondisinya sekarang yang sebagian besar petani kabur karena penyuluh datang hanya untuk menyelesaikan kewajiban mereka secara administrasi," tukasnya.

Reporter : Nattasya
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018