Rabu, 11 Desember 2024


Kasno Miharjo, Raup Rizki Lewat Kopi Merapi

04 Mar 2019, 11:08 WIBEditor : Yul

Kasno Miharjo

TABLOIDSINARTANI.COM, SLEMAN -- Bisnis usaha “warung kopi” saat ini merebak di berbagai wilayah di Indonesia, tak terkecuali di daerah pegunungan yang merupakan obyek wisata favorit masyarakat. Di kawasan lereng Gunung Merapi siapa yang tak kenal dengan Pak Kasno? Sosok yang satu itu kondang karena kepiawaiannya dalam membudidayakan tanaman kopi sekaligus meracik minuman kopi.

Warung dan kebun kopi Pak Kasno tepatnya berada di Desa Umbul Harjo, Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Berjarak hanya sekitar lima kilometer dari Puncak Merapi, lokasinya sangat strategis karena berada di jalur pariwisata “lava Tour”. Tak mengherankan bila warung kopi pak Kasno selalu ramai pengunjung.

“Saya tidak menyangka ternyata dari kejadian erupsi dahsyat Gunung Merapi di 2010, justru saat ini saya dan keluarga bisa meraup rizki lewat Kopi Merapi,” kata Kasno Miharjo, sang pemilik Warung Kopi Pak Kasno.

Pria 65 tahun itu mengisahkan betapa di tahun 2010 saat terjadi bencana hebat meletusnya Gunung Merapi duka nestapa dirasakan ia dan keluarga karena tempat tinggal dan seluruh harta benda miliknya termasuk hamparan kebun kopinya luluh lantak tersapu lahar merapi.

Sebagai petani yang sudah sejak tahun 1985 bergelut dalam usaha budidaya kopi semangatnya langsung bangkit manakala pasca erupsi pemerintah menggelontorkan ribuan bibit tanaman kopi ke masyarakat lereng merapi.

“Ketika itu saya lihat belum banyak yang tertarik memanfaatkan bibit kopi bantuan pemerintah. Sebanyak 100 pohon bibit kopi arabika yang saya dapat, langsung saya tanam di lahan sekitar rumah dan alhamdulillah bisa tumbuh subur dan enam bulan kemudian sudah berbunga,” jelasnya.

Akibat terpapar abu vulkanik yang kaya akan bahan mineral, maka tanaman kopi yang diusahakan Kasno di lahan seluas 5.000 meter kesemuanya tumbuh dengan baik dan hasil biji kopinya pun dinilainya cukup memuaskan dari segi kuantitas maupun kualitas.

“Pernah dalam satu pohon saya memanen sampai 12 kg biji kopi. Dikenal masyarakat sebagai Kopi Merapi, hasil panenan saya ini bisa dinikmati langsung di kedai saya dan saya sendiri yang meracik,” tutur ayah empat anak itu seraya menyebutkan bahwa pihaknya mematok harga Rp 10 ribu untuk satu cangkir kopi hitam racikannya.

Dijamin Organik

Ia menekankan bahwa Sejak tahun 2010 hingga kini pihaknya tak pernah menggunakan pupuk kimia serta juga pestisida an organik dalam melaksanakan budidaya tanaman kopi. Karena itu biji kopi yang dipanennya dijamin organik.

Pemupukan tanaman dalam hal ini memanfaatkan kotoran sapi miliknya sedangkan untuk pengendalian hama digunakan ramuan herbal yang diproduksi sendiri dengan menggunakan bahan baku tanaman obat dari kebun sendiri.

Menurut pelanggan kami, karena dijamin organik maka minuman kopi merapi yang kami produksi sangat cocok untuk menyembuhkan penyakit antara lain penyakit maag,” katanya.

Untuk menghasilkan racikan minuman kopi arabika bercitarasa tinggi kakek dari delapan cucu ini menyatakan sangat detail memperhatikan aktivitas pasca panen seperti menyangkut kegiatan pemetikan, penjemuran sampai kepada teknik penyangraian dan pemrosesan menjadi bubuk kopi siap racik.

“Waktu pemetikan biji kopi misalnya menurut pengalaman kami yang terbaik di kisaran pukul 10.00 hingga 13.00. Di luar waktu itu mutu kopi yang dihasilkan biasanya kurang baik,” ujar Kasno.

Mengaku hanya dibantu istri dan anak-anaknya dalam melakukan usaha budidaya tanaman kopi di lahannya, Kasno saat ini menjadi tempat bertanya para petani kopi di kawasan lereng Merapi. Bahkan aparat dinas terkait kerap memantau langsung kondisi perkebunannya dan mengajukan beberapa pertanyaan seputar usaha budidaya kopi yang dijalankannya.

Satu hal yang menggembirakannya adalah bahwa biji kopi Merapi produksinya tak hanya beredar di dalam negeri tetapi secara berantai sudah dinikmati masyarakat mancanegara. “Ada pelanggan saya yang mengirimkan sampai ke negeri Belanda karena katanya kopi saya rasanya enak tak tergantikan kopi jenis lain,” tegas Kasno tanpa bermaksud berpromosi.

Reporter : Ira
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018