Bupati Sidrap Resmikan Program Listrik Masuk Sawah
TABLOIDSINARTANI.COM, Sidrap --- Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, bersama General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, meresmikan program inovatif Listrik Masuk Sawah di Kelurahan Baranti, Kecamatan Baranti. Program ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendukung agenda besar Nawacita di sektor pangan.
Dalam peresmian tersebut, Kelompok Tani Kacoddae 1 mendapat fasilitas pompanisasi listrik yang langsung dinyalakan sebagai simbol dimulainya program ini. Selain itu, Kelompok Suyuti juga menerima Renewable Energy Certificate (REC) sebagai bentuk komitmen dalam pemanfaatan energi terbarukan di bidang pertanian.
Sejumlah pejabat turut hadir dalam momen penting ini, termasuk Wakil Bupati Sidrap Nurkanaah, Dandim 1420 Letkol Awaloeddin, Kapolres Sidrap AKBP Dr. Fantry Taherong, Kadis Pertanian Ibrahim, Camat Baranti Bustaman, serta unsur Forkopimda dan tamu undangan lainnya. Kehadiran mereka menegaskan dukungan penuh terhadap upaya elektrifikasi pertanian di Sidrap.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, menyampaikan apresiasi terhadap sinergi antara PLN dan pemerintah daerah dalam mendukung sektor pertanian.
"Pompanisasi Kacoddae 1 merupakan bagian dari program elektrifikasi pertanian prioritas Kementerian Pertanian. PLN hadir untuk menyediakan energi yang andal dan efisien, sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menekan biaya operasional petani," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Syaharuddin Alrif menegaskan bahwa program Listrik Masuk Sawah menjadi salah satu unggulan Pemkab Sidrap.
"Sebanyak 32 unit pompa listrik telah disiapkan untuk mendukung program 2024. Dengan sistem ini, kita bisa mengoptimalkan musim tanam ketiga setelah MT 1 dan MT 2 sukses berjalan," ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa program ini bersifat mandiri agar proses pengurusannya lebih cepat dan efisien. Tak hanya itu, dua tiang listrik di jalan masuk sawah akan dipasangi lampu penerangan guna mendukung aktivitas petani, terutama di malam hari.
"Pompa celup berukuran 3,5 ini mampu mengairi hingga tujuh hektare sawah. Dengan demikian, produksi padi yang sebelumnya hanya 5,5 ton per hektare diharapkan bisa meningkat menjadi tujuh ton per hektare," paparnya.
Selain itu, pemanfaatan listrik dalam sistem irigasi ini mampu menghemat biaya operasional petani secara signifikan. Jika sebelumnya mereka harus mengeluarkan Rp2,9 juta per hektare untuk biaya bahan bakar solar dan LPG, kini dengan listrik biaya tersebut bisa ditekan hingga Rp1,8 juta saja.
Ke depan, Pemkab Sidrap juga berencana mengoptimalkan lahan tadah hujan agar lebih produktif melalui skema Listrik Masuk Sawah. Dengan terobosan ini, diharapkan sektor pertanian di Sidrap semakin maju dan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.