TABLOIDSINARTANI.COM – Kementerian Pertanian melakukan rehabilitas jaringan irigasi terseier seluas 3,7 juta ha pada periode 2014 – 2019. Sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swa kelola oleh petani.
“Dengan swakelola oleh petani, jaringan irigasi tersier yang direhabiitasi umumnya lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki,” kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy saat melihat langsung hasil Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Lombok Barat, NTB, pekan lalu.
Program RJIT dilakukan dengan sasaran untuk membangun jaringan irigasi tersier yang memang kondisinya hampir 50 persen sudah rusak. “Kita membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarkat petani,” tambahnya.
Sarwo Edhy menambahkan rusmus program RJIT adalah jaringan sudah rusak, di sekitarnya ada sawah yang diairi, ada sumber air, dan ada petaninya.
Menurutnya dengan diserahkan RJIT ini kepada kelompok Tani, maka pembangunan jaringan irigasinya dilakukan secara gotong royong atau swakelola. Namun RJIT ini juga bisa dipihakketigakan.
“Mayoritas RJIT dilakukan melalui bansos oleh petani. Itu lebih kuat, lebih bagus volumenya, lebih panjang dari yang ditetapkan dan mereka merasa memiliki,” tambah Sarwo Edhy.