Selasa, 10 Desember 2024


Mau Untung Budidaya Bandeng? Cobalah Cara Tradisional Plus

16 Jan 2019, 15:18 WIBEditor : Yulianto

Petambak sedang panen bandeng | Sumber Foto:A.S. Atjo

TABLOIDSINARTANI.COM, Pinrang---Pembudidaya tambak bandeng di Desa Waetuoe, Kecamatan Lanrisang cukup beruntung. Selain bisa menghemat waktu budidaya, juga mendapatkan tambahan keuntungan.

Teknologi budidaya bandeng tradisional plus sebenarnya merupakan teknologi yang sudah lama ada. Namun belakangan ini petambak jarang ada yang menerapkannya. Padahal dibanding dengan cara tradisional jauh lebih menguntungkan.

“Teknologi tradisional plus memang ada tambahan biaya sedikit untuk membeli pakan buatan, namun tetap menguntungkan karena ada peningkatan produksi dibanding budidaya cara tradisional,” kata Ketua Kelompok Tani Tambak Cempae, Fathur.

Pada musim tebar yang lalu ungkap Fathur, Kelompok Cempae mencoba melakukan percontohan budidaya bandeng teknologi tradisional plus. Kegiatan percontohan tersebut dibiayai Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Selatan. Untuk siklus tanam yang lalu dengan penebaran 3.200 ekor gelondongan bandeng bisa menghasilkan panen bandeng sekitar 825 kg dengan harga jual Rp 15 juta lebih.

Sedangkan cara tradisional dengan padat tebar yang sama paling hanya bisa menghasilkan sekitar 300-400 kg atau senilai Rp 5-7 juta. Padahal dari segi biaya operasional teknologi tradisional plus hanya menambahkan sekitar Rp 2,5 juta untuk pembelian pakan buatan.

Untuk pengelolaan tambak bandeng antara tradisional dan tradisional plus kata Fathur pada prinsipnya sama, yaitu meliputi periapan lahan, pengeringan, pemberantasan hama dan penyakit, pemupukan dan pemgapuran dasar tambak, pengelolaan kualitas air, penumbuhan makanan alami.

“Untuk cara tradisional plus ada kegiatan pemberian pakan tambahan, inilah yang membedakan dengan cara tradisional, katanya. Dari segi masa pemeliharaan lebih singkat 30 hari cara tradisional plus dibanding dengan cara tradisional biasa, tambah Fathur.

Dalam memilih lokasi tambak, Fathur mengungkapkan, perlu diperhatikan juga aspek non teknis, seperti aspek sosial ekonomis. Hal ini karena dalam membudidayakan ikan bandeng di tambak secara komersil dibutuhkan dana investasi yang tidak sedikit.

Karena itu, lokasi tambak yang dipilih sebaiknya tidak terlalu jauh dari sumber pakan, benih, sarana produksi dan daerah pemasaran. Selain itu, lokasi tambak sebaiknya mempunyai sarana dan prasarana transportasi/komunikasi, serta keamanan yang memadai. Selain itu, status lahan juga harus dipertimbangkan kejelasannya.

Setelah memilih lokasi tambak yang baik untuk budidaya, Fathur menjelaskan,  langkah selanjutnya adalah menyiapkan tambak tersebut untuk membudidayakan ikan bandeng. Kegiatan yang harus dilakukan dalam persiapan tambak budidaya ikan bandeng meliputi perbaikan komponen tambak, yaitu: konstruksi pematang, pintu air, caren dan saluran, serta pengelolaan tanah dasar tambak.

Bagaimana langkah selanjutnya?

Reporter : A.S Atjo
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018